Jakarta (ANTARA News) - Kurs Rupiah terhadap dolar AS di Pasar spot Antar Bank Jakarta, Senin sore menguat hampir mencapai level 9.100 per dolar AS, karena perburuan rupiah oleh pelaku pasar makin meningkat.
Nilai tukar rupiah naik tajam 43 poin menjadi Rp9.120/9.125 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.162/9.183 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, rupiah berpeluang untuk mencapai level Rp9.100 per dolar AS, karena eforia ini masih berlanjut.
Penguatan rupiah itu, karena dukungan The Fed yang menurunkan suku bunga Fedfund dan masuknya dana asing, katanya.
Rupiah, lanjut dia kemungkinan akan bisa mencapai level Rp9.000 per dolar AS, meski untuk menuju ke sana cukup berat.
Pada level Rp9.000 per dolar AS, kemungkinan akan terjadi aksi
profit taking untuk mencari keuntungan yang cukup tinggi, ucapnya.
Ia mengatakan, aktifitas perdagangan sepanjang hari ini sampai Jumat diperkirakan akan didominasi aksi beli rupiah, namun Bank Indonesia (BI) harus mewaspadai pergerakan rupiah yang terus meningkat dengan cepat.
Karena kenaikan yang terlalu cepat kurang menguntungkan bagi pergerakan rupiah lebih lanjut, katanya.
Rupiah, menurut dia, juga mendapat dukungan dari kepercayaan investor asing yang kembali memasuki pasar domestik atas turunnya suku bunga Fedfund.
Meski demikian pemerintah juga harus mewaspadai dampak kelanjutan dari Subprime Mortgage yang diperkirakan akan terjadi yang dikhawatirkan akan memberikan tekanan terhadap rupiah, ujarnya.
Ditanya mengenai SBI, ia mengatakan, peluang untuk turun kemungkinan ada, namun tidak pada bulan ini, karena penurunan itu juga melihat laju inflasi yang terjadi pada bulan tersebut.
"Kami memperkirakan laju inflasi membaik pada Nopember mendatang, dan suku bunga acuan diperkirakan mempunyai ruang untuk turun pada bulan tersebut," katanya.
Sementara itu, dolar AS terhadap yen turun 0,2 persen menjadi 115,26 yen, euro melemah 0,2 persen menjadi 162,40 yen dan euro terhadap dolar AS jadi 1.4090. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007