Meskipun Indonesia selalu mengalami surplus dalam nilai perdagangannya, namun terdapat keinginan yang cukup kuat dari kalangan pengusaha Indonesia untuk menciptakan hubungan bisnis yang meningkat
Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima mendorong upaya penguatan berbagai peluang bisnis yang dapat menjadi kerja sama konkret antara pengusaha Indonesia dan Bolivia.
Keterangan tertulis KBRI Lima yang diterima di Jakarta, Jumat, menyebutkan bahwa Duta Besar RI untuk Bolivia, Marina Estella Anwar Bey bertemu dengan Presiden Kamar Dagang Bolivia (Camara Nacional de Comercio de Bolivia/CNC), Marco Antonio Salinas di gedung pertemuan Circulo de la Union, La Paz, Bolivia.
Kedua pihak membahas tentang hubungan perdagangan antara Indonesia dan Bolivia yang dalam satu dekade terakhir belum menunjukkan potensi yang cukup besar.
"Meskipun Indonesia selalu mengalami surplus dalam nilai perdagangannya, namun terdapat keinginan yang cukup kuat dari kalangan pengusaha Indonesia untuk menciptakan hubungan bisnis yang meningkat dan saling menguntungkan dengan Bolivia," ujar Dubes Marina.
Menurut Presiden Kamar Dagang Bolivia (CNC) Marco Antonio Salinas, CNC sebagai perwakilan dari komunitas pengusaha Bolivia membuka diri untuk melakukan kerja sama, khususnya di bidang perdagangan, dengan semua negara terlepas dari batasan kepentingan politik.
Pandangan yang disampaikan oleh Presiden CNC tersebut merupakan tanggapan kalangan pengusaha Bolivia terhadap kondisi nasional Bolivia dalam 10 tahun terakhir yang cenderung tertutup bagi kerja sama ekonomi dengan negara lain.
Untuk itu, CNC mengapresiasi kunjungan Duta Besar RI dan memandang penting hubungan dan komunikasi yang baik dengan perwakilan asing dalam mendorong realisasi kerja sama antarasosiasi pengusaha kedua negara, terutama dalam mendiseminasikan secara reguler informasi potensi dan peluang kerja sama perdagangan.
Kedua belah pihak pun menyimpulkan bahwa hubungan baik dengan asosiasi pengusaha merupakan pintu masuk untuk mewujudkan kerja sama bilateral Indonesia-Bolivia dalam lingkup yang lebih luas.
Terkait hal itu, Dubes Marina menyampaikan bahwa kemudahan visa sangat diharapkan terutama oleh pengusaha Indonesia yang berminat mengembangkan perdagangan dan investasi di Bolivia. CNC juga telah menyampaikan tentang permintaan kemudahan visa itu secara formal ke Kementerian Luar Negeri Bolivia.
Bolivia memiliki beragam potensi kerja sama, khususnya di bidang perdagangan dan investasi yang masih terbuka. Beberapa produk ekspor unggulan Bolivia diantaranya kacang kedelai, hasil pertambangan (besi, zinc, lithium), quinoa, daging sapi, dan produk kayu.
Sementara di bidang investasi, terdapat peluang kerja sama untuk pengembangan proyek energi, konstruksi, dan rumah sakit, melalui skema pendanaan pemerintah.
Baca juga: Menperin: Industri harus optimistis, ambil peluang di tahun politik
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019