Jakarta (ANTARA News) -- Produsen dan distributor makanan olahan nasional, PT Estika Tata Tiara, Tbk (KIBIF), mengumumkan akan segera melaksanakan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tanggal 2-4 Januari 2019 dengan harga Rp340 per lembar saham. IPO ini akan menawarkan 376.862.500 saham baru, dengan perolehan dana mencapai Rp 128.13 miliar.
Telah mendapatkan pernyataan efektif pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), KIBIF akan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Januari 2019.
Dalam pelaksanaannya, KIBIF menunjuk UOB Kay Hian Sekuritas selaku penjamin emisi pelaksana efek.
“Kami optimistis IPO KIBIF bakal diserap pasar," ujar Head of Investment Banking UOB Kay Hian Sekuritas John Octavianus.
Prospek bisnis daging olahan dinilai cukup menjanjikan. Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia (National Meat Processor Association / Nampa) memperkirakan, pada 2018, industri pengolahan daging nasional tumbuh 11,7 persen dibandingkan tahun 2017 menjadi 211.714 ton. Pertumbuhan itu lebih besar dari pertumbuhan nasional maupun industri secara umum. Sedangkan nilai penjualannya diperkirakan mencapai Rp 11,1 triliun.
Pada 2017, KIBIF mencatatkan peningkatan pendapatan sekitar 7,14 persen dibandingkan 2016, yakni dari Rp 790,07 miliar menjadi Rp 846,49 miliar.
Sedangkan laba bersih meningkat sebesar 90 persen dari Rp17,06 miliar di tahun 2016 menjadi Rp31,33 miliar di tahun 2017. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi produk-produk olahan Perseroan yang didukung oleh adanya investasi fasilitas pengolahan yang cukup besar sepanjang 2017.
Sementara itu, Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk, Yustinus Sadmoko mengatakan pihaknya akan mengalokasikan 45 persen dana dari IPO untuk pengadaan bahan baku sapi hidup baik lokal maupun impor. Selain itu, sekitar 25 persen dana akan digunakan untuk pembelian barang dagangan berupa daging, baik dari lokal maupun impor, serta produk olahan yang diproduksi oleh Perusahaan Anak.
“Sisanya, sekitar 30 persen dialokasikan untuk investasi penambahan kapasitas produksi perseroan, investasi ini terutama bertujuan untuk memperkuat unit bisnis pengolahan dengan membangun pabrik baru di Subang dan Salatiga serta modernisasi pabrik di Cikarang,” pungkasnya.


Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019