Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sepakat untuk melakukan pertemuan para ahli masing-masing guna membicarakan masalah penentuan Hari Raya Idulfitri. "Jadi tadi disepakati akan ada pertemuan para ahli, baik dari PBNU atau PP Muhammadiyah, untuk membicarakan masalah penentuan hari raya Idulfitri ini," kata Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, seusai pertemuan dengan Ketua PBNU, Hasyim Muzadi, dan Wapres Jusuf Kalla di Jakarta, Senin. Pertemuan yang membahas kemungkinan menyamakan penentuan Hari Raya Idulfitri tersebut juga dihadiri oleh Quraish Shihab, Menag Mahtuf Basyumi serta Mensos Bachtiar Chamsyah. Menurut Din, dengan pertemuan para pakar kedua belah pihak diharapkan akan ada titik temu, sehingga di kemudian hari bisa diatasi dengan baik. "Jika tidak ada titik temu maka nanti toleransi yang harus kita kembangkan. Jadi kalau terjadi perbedaan Idulfitri jangan di besar-besarkan, jangan jadikan konflik," kata Din. Menurut Ketua PBNU Hasyim Muzadi, Hari Raya Idulfitri tahun ini bisa saja terjadi persamaan tetapi bisa juga terjadi perbedaan. Oleh karena itu, tambah Muzadi, umat Islam Indonesia harus siap untuk Idul Fitri bareng, namun juga harus siap untuk berbeda Idul Fitri. Artinya, tambah Muzadi, jika nanti tanggal 11 Oktober 2007, rukyat berhasil, maka harus siap bareng. Tetapi jika rukyat tak berhasil, maka harus siap tidak bareng. Namun jangan sampai terjadi pertentangan. "PBNU dan PP Muhammadiyah pada masa mendatang akan berusaha mencari titik temu dari metodologi yang harus dicapai. Mudah-mudahan bisa dicapai yang diutamakan persatuan umat," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007