Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berharap proses uji kelayakan dan kepatutan untuk calon wakil gubernur DKI Jakarta dijalankan pada Januari 2019.
"Mereka juga sudah menyepakati di akhir Desember kemarin bahwa nama yang diajukan tidak hanya dua, sehingga proses uji kelayakan dan kepatutan itu memang bisa dilakukan proses pemilihan," kata dia, di Jakarta Timur, Kamis.
Ia mengungkapkan, secara formal tidak ada laporan mengenai nama - nama yang akan mengikuti fit and proper test, tapi sudah mendengar langsung dari Gerindra dan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Masing-masing partai koalisi sudah menceritakan bahwa sudah memasuki fase usulan nama dan sebentar lagi akan ada uji kepatutan dan kelayakan terdiri dari komponen PKS dan Gerindra.
PKS sebagai partai koalisi pendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno telah mengajukan tiga nama kadernya ke partai Gerindra, Rabu, yaitu Agung Yulianto, Ahmad Syaikhu, dan Abdurrahman Suhaimi.
Sedangkan tim uji kelayakan dan kepatutan yang PKS ajukan dari kalangan profesional, yakni Prof Eko Prasojo dan Ubaidilah Badrun SPd MSi.
"Namanya hanya dua, lalu ada fit and proper test, padahal yang diajukan harus dua, maka tidak jadi. Nah, kesepakatan-kesepakatan itu sudah dijalani. Artinya, tanda-tanda mereka bisa menghasilkan dua nama itu makin terlihat," kata Gubernur.
Baswedan tidak tahu kapan target untuk mendapatkan wakil gubernur DKI yang baru dan di menyerahkan saja prosesnya pada partai koalisi.
"Jadi kriteria utamanya bahwa dia (wakil gubernur) bekerja bersama gubernur karena yang nanti akan menjadi wakil tidak ikut kampanye, jadi dia tidak terlibat di dalam mengkampanyekan janji kita. Besok ketika bertugas, tidak bawa agenda sendiri, tapi mengikuti agenda yang sudah ditetapkan oleh gubernur dan ada di RPJMD kita," kata Baswedan.
Selebihnya taat pada gubernur karena memang fungsinya mendukung.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019