Kemenperin gencar melakukan pemberdayaan terhadap IKM logam di Ceper supaya terus menghasilkan produk yang kompetitif

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian terus mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) terhadap proses manufaktur dan pembangunan proyek salah satunya dengan memberdayakan industri kecil dan menengah (IKM) logam di Ceper, Klaten, Jawa Tengah.

"Upaya yang telah dilakukan Kemenperin misalnya memacu pengembangan sentra IKM logam di Ceper, Klaten, Jawa Tengah agar lebih berdaya saing dan memiliki akses pasar yang luas," kata Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Sebab, lanjutnya, Ceper merupakan salah satu sentra industri pengecoran logam besar di Indonesia.

Gati menyebutkan, beberapa produk unggulan yang sudah mampu dihasilkan para pelaku IKM logam di Ceper antara lain komponen mesin industri, komponen pabrik, peralatan kapal, komponen kereta api, komponen pompa air, peralatan rumah tangga, permesinan, dan komponen otomotif.

"Untuk bahan baku utama, sebagian besar mereka masih dapatkan dari dalam negeri," ujarnya.

Gati mengemukakan, di sentra tersebut, terdapat Koperasi Batur Jaya yang beranggotakan sebanyak 168 IKM bergerak di bidang pengecoran logam dengan melibatkan lebih dari 4.000 tenaga kerja.

"Selama 27 tahun, Koperasi Batur Jaya bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) untuk pemenuhan kebutuhan blok rem metalik kereta api. Kini, penggunaan blok rem metalik diganti dengan blok rem komposit," jelasnya.

Agar mampu memproduksi blok rem komposit yang sesuai standar, Kemenperin telah memfasilitasi kerja sama Koperasi Batur Jaya dengan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kemenperin di Bandung, yang saat ini masih dalam tahap pengujian dengan PT KAI.

Kebutuhan PT KAI terhadap blok rem komposit diperkirakan hingga 120 ribu buah per tahun dengan harga Rp203.700 per buah.

"Apabila peluang produksi blok rem komposit tersebut dapat dilakukan oleh industri dalam negeri, terdapat potensi substitusi impor blok rem komposit mencapai Rp24 miliar per tahun," ungkapnya.

Oleh karena itu, Kemenperin gencar melakukan pemberdayaan terhadap IKM logam di Ceper supaya terus menghasilkan produk yang kompetitif.

Program yang telah dijalankan, di antaranya pelaksanaan bimbingan teknis blok rem komposit, pemberian sertifikasi SKKNI, ISO dan SNI, melakukan kegiatan temu bisnis IKM dengan BUMN dan industri besar, serta menggelar workshop e-Smart IKM.

"Seiring perjalanannya, Koperasi Batur Jaya sudah mengalami transformasi produksi dengan melakukan diversifikasi produk logam, salah satunya dengan memproduksi komponen otomotif," tutur Gati.

Oleh karena itu, Kemenperin juga telah memfasilitasi link and match antara Koperasi Batur Jaya dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

"Pada tahun 2018, Koperasi Batur Jaya mendapat kepercayaan dari TMMIN untuk pengembangan produk cylinder sleeves, yang merupakan alat bantu untuk pembuatan ring piston. Rencananya mulai diproduksi tahun 2019," imbuhnya.

Dalam hal ini, Kemenperin siap mendukung penyediaan bahan baku melalui pengembangan konsep material center. Selanjutanya, pada 2019, Kemenperin juga akan memberikan fasilitasi peralatan untuk quality inspection.

Baca juga: Program peremajaan mesin dinikmati 111 IKM sepanjang 2018
Baca juga: IKM di Ceper jadi sektor unggulan pengecoran logam

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019