Pangkalpinang (ANTARA News) - Menjadi tokoh publik tentulah menyenangkan. Itulah yang dirasakan Nurul Qomar, pelawak sekaligus anggota DPR-RI dari Komisi X. Anggota kelompok empat sekawan bersama Deri, Ginanjar dan Eman itu ditunjuk oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjadi duta aksara nasional sejak 2006. "Sebagai duta aksara, saya datang ke beberapa propinsi yang menjadi kantong buta aksasa tinggi, memberikan motivasi agar warga yang berumur 15-45 tahun bisa baca tulis," ujar pelawak bertubuh kecil itu di Pangkalpinang, akhir pekan lalu. Ia juga memotivasi pengelola keaksaraan fungsional dan pusat kegiatan belajar masyarakat agar bekerja sungguh-sungguh dalam mengentaskan buta aksara di Indonesia. Sejak ditunjuk sebagai duta aksara, penurunan buta aksara berlangsung cepat. Pada 2004, ada 14,7 juta orang yang masih buta aksara tersebar di 10 propinsi, data terakhir pada 2007 tinggal 12,2 juta, sedangkan pada 2009 diharapkan tinggal 7,5 juta. Dalam memotivasi kelompok buta aksara agar bisa baca tulis, Komar menyelipkan pesan-pesan betapa pentingnya baca tulis dalam era serba modern sekarang. "Dengan cakap membaca, saya bisa melawak, tampil di TV dan bahkan jadi anggota dewan. Apakah adik-adik, saudara dan bapak-bapak mau tetap seperti ini tidak kenal huruf dan dibodohi orang," ujarnya memberikan pesan. Komar menyadari pentingnya menguasai baca tulis. Ia ingin berbagai pengalaman dan kemampuan melawak dalam mendorong orang untuk bisa membaca dan menulis. "Adalah kepuasan yang tak terhingga dengan makin berkurangnya angka buta aksara. Tentunya suatu saat nanti di Indonesia buta aksara bisa dientaskan," ujar anggota dewan dari Partai Demokrat itu. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007