Para penjual jas hujan itu melihat peluang setelah warga Jakarta dan sekitarnya tidak henti-hentinya membanjiri kawasan Monas untuk merayakan malam Tahun Baru 2019.
Salah seorang penjual jas hujan, Wahyudi, mengaku hampir memperoleh omzet sebanyak Rp1 juta hanya dalam waktu berjualan kurang lebih empat jam.
"Sudah laku empat lusin," kata dia, yang menjual jas hujan tersebut seharga Rp20 ribu per satuannya. Ia mengaku sudah menyiapkan persediaan jas hujan yang banyak, mengingat perayaan Tahun Baru sebelumnya juga diwarnai dengan hujan.
"Belajar dari pengalaman yang dulu, makanya bawa stok yang banyak," ujar warga Koja, Jakarta Utara ini.
Keuntungan serupa juga diperoleh Iwan yang menjual jas hujan dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan yang ditawarkan dia.
"Kalau hujan begini, pasti dicari," kata Iwan sambil menegaskan dirinya sudah memperhitungkan datangnya hujan pada sore hari.
Tidak hanya itu, para penjual tikar juga menjadi pedagang yang meraup untung karena tingginya permintaan dari pengunjung Monas seiring dengan derasnya hujan.
Salah satu pedagang tikar yang meraup untung adalah Ahmad yang mengaku sudah menjual tikar sebanyak enam lusin.
"Cuma Rp10.000. Sudah laku banyak," kata Ahmad, yang sehari-hari berjualan minuman di kawasan Monas.
Lucunya, penggunaan tikar itu menjadi alih fungsi karena keadaan. Tikar itu bukan lagi menjadi alas duduk, namun menjadi alas kepala, karena bisa memuat banyak orang.
Saat ini, hujan masih mengguyur wilayah Monas dan sekitarnya. Meski demikian warga ibukota banyak yang enggan untuk beranjak dan berteduh untuk menikmati suasana pergantian tahun.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018