Serang (ANTARA News) - Tsunami yang menghempas pantai sepanjang Selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam, telah memporak-porandakan berbagai bangunan di Pantai Anyer dan Pantai Tanjung Lesung, Banten, bahkan telah menyebabkan ratusan orang meninggal dunia.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 31 Desember menyebutkan 437 orang meninggal dunia, 14.059 orang mengalami luka-luka dan 33.721 orang mengungsi ke berbagai tempat yang tersebar, dan Pandeglang merupakan wilayah terparah.

Tsunami yang datang tiba-tiba dan tanpa diketahui penyebabnya, termasuk BMKG yang kecolongan sehingga tidak mengeluarkan peringatan dini, telah melumpuhkan seluruh aktivitas ekonomi di sekitar wilayah bencana.

Kemudian 2.752 rumah rusak, juga 92 penginapan dan warung, 510 perahu dan kapal dan beberapa fasilitas umum lainnya seperti 1 dermaga, dan 1 shelter mengalami kerusakan cukup parah serta 69 kendaraan roda empat, dan 38 kendaraan roda dua.

Alhasil, pantai sepanjang Selat Sunda dalam beberapa minggu ke depan tampaknya belum bisa dijadikan tempat wisata bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Kondisi sekitar pantai dan hotel yang kumuh oleh berbagai sampah dan tumpukan kayu, logam dan barang lainnya bekas rumah dan seisinya yang hancur akibat terjangan air, membutuhkan waktu yang lama untuk dibersihkan.

Sektor pariwisata di sepanjang Selat Sunda itu benar-benar lumpuh. Objek wisata andalan Banten seperti Pantai Anyer, Tanjung Lesung dan Carita untuk sementara tinggal namanya saja, wisatawan sepertinya belum berani berlibur ke pantai yang sudah terkenal di Mancanegara tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati mengakui bahwa pariwisata di Kabupaten Serang dan Pandeglang itu saat ini dinyatakan lumpuh, sehingga seluruh kegiatan yang telah diprogramkan ditiadakan.

"Sejumlah kegiatan kepariwisataan untuk sementara dihentikan, termasuk kegiatan promosi, karena pemerintah mendahulukan aspek kemanusiaan, yakni penanganan korban tsunami," katanya.

Dinas Pariwisata Provinsi Banten sebenarnya telah menyiapkan sedikitnya 20 posko siaga wisata di lokasi-lokasi objek wisata pantai yang dianggap rawan, untuk mengamankan wisatawan yang akan mengisi libur panjang natal dan tahun baru.

Namun Allah SWT berkehendak lain. Program dan berbagai kegiatan yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh para penyelenggara itu terpaksa dibatalkan karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan diselenggarakan.

Pesimistis wisatawan untuk memeriahkan malam tahun baru di kawasan pantai yang sarananya kebanyakan sudah berantakan itu serta suasana duka yang masih menyelimuti kawasan tersebut membuat lokasi wisata yang biasanya ramai setiap pergantian tahun itu menjadi suram.

Optimistis Bangkit

Meski beberapa destinasi wisata di Provinsi Banten seperti Tanjung Lesung dan Anyer yang diterjang tsunami disebabkan oleh longsornya Anak Gunung Krakatau itu untuk beberapa lama ini suram, namun Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan optimistis kawasan ini akan kembali bangkit dalam beberapa bulan ke depan.

"Kita menargetkan tiga bulan ke depan industri wisata Selat Sunda di Banten pulih kembali," kata Yahya saat mengunjungi posko Penanggulangan Bencana Tsunami di Labuan, Pandeglang, Kamis (27/12).

Keoptimisan Menteri Pariwisata itu tentu memiliki alasan tersendiri mengingat Pantai Anyer, Carita dan Tanjung Lesung memang memiliki potensi alam yang menarik, dan jaraknya tidak jauh dengan ibu kota Jakarta, sehingga diharapkan calon wisatawan masih melirik pantai yang terletak di paling barat Pulau Jawa itu.

Sebagai langkah awal, menteri berjanji akan mengawalinya dengan melakukan rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait, dan mengajak kementerian-kementerian lainnya untuk meramaikan berbagai event yang direncanakan.

"Selama status tanggap darurat ya seluruh aktivitas promosi kita hentikan dulu," katanya.

Rencana Menteri Pariwisata itu sangat didukung oleh Bupati Pandeglang Irna Narulita, dan mengapresiasi kunjungan menteri tersebut. Kunjungan itu menunjukkan keseriusan pemerintah pusat untuk membangkitkan kembali industri wisata di Pandeglang.

Bagaimanapun, terpuruknya wisata pantai di wilayah terkena tsunami itu, belum mematikan sektor Pariwisata di Banten, karena provinsi yang berdiri pada tahun 2000 itu masih memiliki segudang wisata alam seperti pemandian air panas Alam Batoe Koewoeng di Serang dan Telaga Biru Cisoka yang berada di Kabupaten Tangerang.

"Banten memiliki berbagai destinasi lain selain pantai yang bisa dijadikan alternatif berwisata di penghujung tahun. Beberapa di antaranya terletak di Kota Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan di beberapa daerah lainnya," ujar Eneng.

Banten juga memiliki air terjun yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah Air Terjun Cihear yang ada di Gunung Leutik yang termasuk dalam Kawasan Gunung Halimun Salak.

Bagi wisatawan yang ingin berziarah, Banten juga mempunyai wisata religi di kawasan kesultanan Banten, dimana terdapat Masjid Agung Banten dan arca peninggalan dari kerajaan Islam yang pernah ada di Banten, lengkap dengan makam orang-orang yang berjasa dalam pengembangan agama Islam di Banten.

Baca juga: Banten Lama direvitaliasi secara bertahap
Baca juga: 3 ajang wisata Banten masuk kalender pariwisata nasional

Pewarta: Ridwan Chaidir
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018