"Menjelang Tahun Baru, ada dua orang anak yang terseret arus, dengan satu di antaranya tidak tertolong lagi. Mereka mandi di laut bersama tujuh orang rekannya di pantai Desa Air Kuning," kata Kapolsek Negara Komisaris Polisi I Ketut Maret.
Saat mandi di pantai, Yustus Okta Chris Tri Yoga (17) dan Louis Fernando (13), yang tinggal di salah satu panti asuhan di Kecamatan Negara terseret arus hingga ke tengah.
Saat diselamatkan oleh nelayan, nyawa Fernando tidak bisa diselamatkan, sedangkan Yustus masih dalam kondisi kritis.
Karena akhir-akhir ini kondisi cuaca buruk sering terjadi, termasuk di laut, ia mengimbau masyarakat untuk waspada termasuk dengan tidak sembarangan berenang di laut.
"BMKG sudah memperingatkan soal cuaca buruk, kami imbau peringatakan itu dijadikan acuan bagi masyarakat yang akan beraktivitas di laut," katanya.
Belakangan, angin kencang dan ombak besar sering terjadi di laut, yang juga membawa dampak bagi nelayan dengan berkurangnya hasil tangkapan.
Sementara itu, Mispandi, nelayan yang berusaha menyelamatkan korban mengatakan, yang pertama kali ditemukan adalah Yustus dengan jarak sekitar 7 meter dari pantai.
"Saya bersama kawan-kawan nelayan melihat tangan yang melambai-lambai di laut, kami langsung menuju ke lokasi. Korban pertama bisa kami angkat dari laut, sedangkan yang satunya sempat hilang ditelan ombak," katanya.
Untuk mencari Fernando, nelayan setempat sempat mengerahkan tiga orang rekannya yang pandai menyelam namun tidak dapat menemukan korban.
Bersama nelayan lain, ia lalu menebarkan jaring di lokasi tenggelamnya korban, dan menemukan Fernando tersangkut di jaring yang langsung dibawa ke darat dilanjutkan ke Puskesmas terdekat.
Dari pemeriksaan medis, Fernando dipastikan meninggal dunia, sementara Yustus hingga berita ini dibuat masih mendapatkan perawatan intensif.
Baca juga: BMKG pantau dan waspadai 3 bibit siklon tropis
Baca juga: Waspadai gelombang tinggi pantai selatan
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf dan Gembong Ismadi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018