Kita berdzikir dan berdoa. Memohon terus kepada Allah SWT, agar diberikan keselamatan. Dan kita hadir bersama dengan warga yang terkena bencana

Serang, (ANTARA News) - Gubernur Banten, Wahidin Halim akan menggelar istighatsah (doa bersama) di lokasi bencana taunami Selat Sunda pada malam pergantian Tahun Baru 2019.

"Kita meminta kepada Allah SWT untuk diberi keselamatan dan dijauhkan dari bencana," kata Gubernur, di Serang, Minggu.

Untuk itu, gubernur menginstruksikan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar mempersiapkan segala keperluannya.

Gubernur rencananya akan bersama Wagub Banten, H. Andika Hazrumy, penjabat Sekda, Ino S Rawita, para kepala OPD di lingkungan Pemprov Banten serta seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk hadir dalam istighatsah tersebut.

Wahidin Halin juga akan mengundang anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Provinsi Banten beserta aparaturnya, Bupati Pandeglang beserta aparaturnya, instansi vertikal di Provinsi Banten, dalam istighatsah tersebut.

Selain itu, Gubernur juga akan mengundang dan menghadirkan para ulama setempat, guru ngaji, masyatakat dan aparatur pemerintah setempat, baik camat sampai dengan ketua RT, serta para korban yang berada di area tersebut.

"Kita berdzikir dan berdoa. Memohon terus kepada Allah SWT, agar diberikan keselamatan. Dan kita hadir bersama dengan warga yang terkena bencana," katanya.

Agenda istighatsah yang akan digelar pada malam tahun baru tersebut adalah pembacaan al Quran, khususnya surat Yasin, zikir, dan sambutan.

Pemprov Banten akan menyediakan buku surat Yasin dan buku doa ukuran kecil untuk dibagikan kepada masyarakat yang hadir.

Menurutnya, digelarnya istighatsah pada perayaan malam pergantian tahun baru ini, bertujuan memohon kebaikan, keberkahan dan keselamatan untuk pemerintah dan masyarakat Provinsi Banten.

Selain itu, doa dan zikir bersama ini supaya diberikan kelancaran dalam proses tanggap darurat penanganan bencana tsunami Selat Sunda dan dampak-dampaknya cepat dipulihkan..

Gubernur berharap, istighatsah yang digelar di tempat pengungsian para korban tsunami ini, bisa diikuti oleh masyarakat dan tokoh agama yang ada di Provinsi Banten ini untuk menggelar acara yang sama.

"Ya kita menghiasi perayaan pergantian malam tahun baru nanti itu dengan berdoa, dan berbagai amalan zikir, ini kan lebih positif ketimbang kita hura-hura, dan nantinya mendapat murka Allah," katanya.

Provinsi Banten pada Sabtu (22/12) malam dilanda bencana tsunami dan gelombang tinggi. Sampai 28 Desember 2018 pukul 24.00 WIB data BPBD Provinsi Banten menyatakan, 309 orang meninggal sebanyak 757 orang luka-luka dan 9 orang hilang, dan 39.425 orang mengungsi.

Sedangkan kerugian material mencapai 602 rumah rusak, 14 hotel rusak, 85 unit kendaraan roda empat rusak, 14 unit kendaraan roda dua, 60 warung kuliner, 215 gazeebo, 44 unit perahu.

Gubernur Banten, H Wahidin Halim telah menetapkan tanggap darurat penanganan bencana tsunami Selat Sunda di Wilayah Provinsi Banten mulai dari 27 Desember 2018 sampai dengan 9 Januari 2019.

Penetapan tersebut termaktub dalam Keputusan Gubernur Nomor 366/Kep.350-Huk/2018 tentang Penetapan Status tanggap darurat penanganan bencana tsunami Selat Sunda di Wilayah Provinsi Banten.

Keputusan tersebut merujuk pada Keputusan Bupati Pandeglang Nomor 362/Kep.425/2018 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Tsunami di Kabupaten Pandeglang dan Keputusan Bupati Serang Nomor 360/Kep.504-Huk/2018 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Tsunami di Kabupaten Serang.

Baca juga: Suasana haru di shalat jumat pertama pasca-tsunami

Baca juga: Korban tsunami pingsan saat kumandangkan adzan

Pewarta: Mulyana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018