Namun hingga saat ini belum ada informasi terbaru terkait korban tersebut serta belum ada laporan resmi dari pihak Basarnas setempat

Lampung Selatan, (ANTARA News) - Seorang bocah bernama Aulia Meyza Putri(5), anak Rudiansyah yang dilaporkan hilang oleh keluarganya pada saat kejadian bencana tsunami di Gubuk Seng Pulau Sebesi, Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan pada Sabtu (22/12) hingga saat ini masih terus dicari.

Menurut informasi yang diterima dari tim Badan SAR Nasional (Basarnas) di Lampung Selatan, Minggu, hingga saat ini pihak keluarga terus mengupayakan pencarian di sekitar pulau, dibantu petugas terkait.

"Namun hingga saat ini belum ada informasi terbaru terkait korban tersebut serta belum ada laporan resmi dari pihak Basarnas setempat," demikian pernyataan Basarnas.

Ciri-ciri bocah perempuan itu adalah berambut hitam panjang, menggunakan kalung bergambarkan Marsya and The Bear, dan menggunakan baju daster bergambarkan Kuda Ponny.

Hingga kini, Basarnas Provinsi Lampung juga masih terus mencari tujuh orang nelayan yang sedang memancing, namun dilaporkan hilang saat terjadi tsunami di perairan Pantai Selatan, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Ketika terjadi tsunami Selat Sunda, tujuh nelayan itu sedang memancing di Pulau Rakata Kecil, dan hingga kini belum ditemukan.

"Operasi pencarian dan pertolongan pascatsunami Selat Sunda sudah memasuki hari kedelapan. Sampai saat ini nasib tujuh nelayan itu belum diketahui karena belum ditemukan," kata Humas Basarnas Lampung Deni Kurniawan saat dihubungi melalui teleponnya, Sabtu (29/12) malam.

Deni menjelaskan pencarian pada Sabtu malam terbagi menjadi tiga wilayah. Tim pertama melakukan penyisiran menggunakan perahu karet di sekitar perairan Minangruah hingga Pantai Blebu.

"Untuk tim kedua, kita melakukan pencarian ke perairan Pulau Sebesi dan perairan Pulau Sertung menggunakan Sea Rider milik marinir TNI-AL. Tim ketiga masih menyisir di sekita Batu Balak hingga Way Muli," katanya.

Ia menambahkan kondisi perairan sejak Sabtu sore tidak mendukung. Gelombang perairan Pantai Selatan di Lampung Selatan mencapai ketinggian hingga 1,5 meter.

Proses pencarian tersebut juga dibantu oleh anggota marinir setempat.

"Gelombang laut cukup tinggi sejak sore sampai malam ini. Tapi karena kita pakai Sea Rider milik marinir, kita bisa menembus gelombangnya," katanya.

Hingga Sabtu (29/12), korban tsunami Selat Sunda menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencapai 431 orang meninggal dunia, 7.200 orang luka-luka, 15 orang hilang, dan 46.646 orang mengungsi. Kerugian material antara lain 1.778 unit rumah rusak, 78 unit penginapan dan warung rusak, 434 perahu dan kapal rusak dan lainnya.

Pada hari kedelapan, tim SAR masih terus melakukan pencarian korban tsunami

Bantuan Mengalir

Bantuan bagi korban tsunami di Lampung Selatan juga terus mengalir, pada Sabtu (29/12) Dharma Wanita Persatuan Kantor Pencarian dan Pertolongan Lampung mengunjungi tempat pengungsian di Lapangan Tenis Indoor Kalianda, untuk memberikan bantuan kepada korban/pengungsi.

Bantuan diserahkan langsung oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan Up Kantor Pencarian dan Pertolongan Lampung Rasmi Jumaril ke perwakilan pengungsi.

Bantuan juga datang dari Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK) Siti Hartinah Soeharto.

Siti Hardiyanti Rukmana atau dikenal Mbak Tutut, bersama Yayasan Damandiri dan DAKAB menyerahkan secara simbolis bantuan berupa kebutuhan sembako dan kebutuhan lainnya senilai Rp100 juta kepada Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto, di rumah dinas bupati.

"Ini (bantuan) jangan dinilai besar materinya, mudahan-mudahan bisa meringankan beban dan penderitaan mereka," ujar putri sulung mantan Presiden RI ke-2 Soeharto itu.

Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermamto bersama Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) sempat pula mengungjungi posko pengungsian di Lapangan Tenis Indoor Kalianda.

Usai memberikan bantuan, Mbak Tutut meninjau posko logistik induk di rumah dinas bupati setempat. Selain itu, dia juga sempat bertatap muka dan berdialog dengan pengungsi yang ada di Lapangan Tenis Indoor Kalianda.

Tutut menuturkan, segenap pengurus YDGRK menyampaikan simpati dan prihatin yang mendalam. Dia juga mengapresiasi pemerintah daerah setempat dalam upaya penanganan pengungsi.

"Pak Bupati beserta aparatnya sudah menangani mereka (pengungsi) dengan sangat baik. Saya lihat tadi, mulai dari kesehatannya, makanannya, semuanya dijamin. Bahkan anak-anak ini dibangun kembali mentalnya," kata Tutut, yang menjabat Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan VII sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998.

Selanjutnya, bantuan datang dari BRI Kantor Wilayah (Kanwil) Bandarlampung.

Kepala Kanwil BRI Bandar Lampung Presley Hutabarat menyerahkan bantuan tahap kedua sebesar Rp150 juta secara simbolis kepada Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto di rumah dinas bupati setempat.

Sebelumnya BRI telah menyerahkan bantuan pada tahap pertama sebesar Rp50 juta.

Baca juga: Delapan korban tsunami di Lampung Selatan masih dicari

Baca juga: Masih ada warga bertahan di Pulau Sebuku dan Sebesi

Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018