Hingga tanggal 1 Januari 2019 diprakirakan masih ada potensi hujan sedang lebat yang disertai angin kencang berdurasi singkat di pesisir Kalimantan Barat

Pontianak, (ANTARA News) - Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di Kalimantan Barat waspada terhadap angin kencang yang kemungkinan masih terjadi hingga beberapa hari ke depan.

"Angin kencang berdurasi singkat dan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan masih terjadi di pesisir Kalimantan Barat," kata Kepala Stasiun Iklim (Staklim) BMKG Mempawah, Wandayantolis di Mempawah, Sabtu.

Berdasarkan pantauan BMKG wilayah Kalbar pada Sabtu (29/12), Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Mempawah, Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Kayong Utara hingga Kabupaten Ketapang, terdeteksi angin kencang terjadi sejak pukul 12.00 WIB.

Staklim BMKG Mempawah mencatat kecepatan angin 45 km/jam. Staklim Maritim Kota Pontianak mencatat kecepatan angin 26 knot sekitar 47 km/jam.Staklim Supadio Pontianak mencatat kecepatan angin 30 knot sekitar 54 km/jam.

Wandayantolis mengatakan angin kencang terjadi di pesisir Kalbar terjadi sejak pukul 11.30 WIB.

"Berdasarkan penginderaan citra radar cuaca, angin kencang dan hujan ini meluas di Kabupaten Sambas, Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau, hingga Kabupaten Sekadau," katanya.

Sementara, data pasang surut yang dipantau di Muara Sungai Kapuas Kecil pada AWS Stasiun Meteorologi Maritim Kota Pontianak menunjukkan terjadinya peningkatan tinggi air yang signifikan sejak pukul 11.20 WIB.

"Hingga puncaknya pada jam 12.40 sampai 12.50 WIB yaitu 2,8 meter. Pada jam 11.10 WIB pola pasang menunjukkan mulai turun menjadi 2.2 meter," kata Wandayantolis.

Catatan curah hujan, terdata sejak jam 07.00 sampai 13.00 WIB. Menurutnya secara umum tidak signifikan. "Curah hujan di Staklim Mempawah sebesar 9 mm, termasuk hujan ringan. Di Stasiun Meteorologi Maritim Kota Pontianak 7 mm termasuk hujan ringan, dan Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak 4 mm termasuk hujan ringan," katanya.

Berdasarkan data-data tersebut di atas Pihak BMKG secara umum menyimpulkan pemicu tingginya pasang yang terjadi di Kota Pontianak dan sekitarnya disebabkan terbawanya air laut menuju darat oleh angin kencang.

"Hingga tanggal 1 Januari 2019 diprakirakan masih ada potensi hujan sedang lebat yang disertai angin kencang berdurasi singkat di pesisir Kalimantan Barat," katanya.

Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai UPT BMKG di Wilayah Kalbar, sebut Wandayantolis, bahwa tinggi gelombang di seluruh perairan Kalbar diprakirakan juga akan cukup tinggi hingga 2,5 meter.

"Potensi gelombang tinggi hingga 4,0 meter berpotensi terjadi di Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Natuna. Potensi cuaca ekstrem hingga beberapa hari ke depan ini dipicu oleh pertemuan massa udara di Kalimantan Barat serta adanya pusat tekanan rendah yang simetris di belahan bumi utara yaitu di Laut Cina selatan dan di belahan bumi delatan yaitu di Samudra Hindia," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, pasang air laut diprakirakan sudah mulai menurun. Pasang maksimum terjadi pada tanggal 24 sampai 27 Desember 2018.

Namun, seiring diprakirakan masih adanya potensi hujan sedang sampai lebat di pesisir Kalbar, maka perlu diwaspadai potensi akan terjadinya genangan di pesisir Kalimantan Barat.

"Bagi para nelayan tradisional khususnya, perlu diwaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter. Ini data yang kita himpun dan untuk dapat diketahui masyarakat, sekaligus peringatan dini BMKG," kata Wandayantolis.

Baca juga: Ratusan rumah warga Mempawah diterjang banjir bandang

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018