Pontianak (ANTARA News) - Peristiwa matahari berada pada titik kulminasi yang terjadi tepat pukul 11.38 WIB pada 21-23 September ini, diperingati dengan tausiyah (ceramah keagamaan) di Masjid Raya Mujahidin Pontianak, Kalimantan Barat.Walikota Pontianak, Buchary Abdurrachman, di Pontianak, Sabtu, mengatakan, ditiadakannya sambutan khusus di Tugu Khatulistiwa karena kali ini bertepatan dengan bulan Ramadhan bagi umat muslim sehingga dinilai tidak memungkinkan untuk menggelar acara di bawah terik matahari seperti sebelumnya."Peringatan cukup diisi dengan tausiyah dari ustad untuk memberikan pencerahan hati bagi umat muslim yang sedang melaksanakan ibadah puasa. Kita juga patut mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah SWT untuk menyaksikan fenomena alam yang jarang terjadi," katanya. Kulminasi matahari merupakan proses matahari melintasi garis khatulistiwa/equator secara tetap. Itu terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada 21-23 Maret dengan titik kulminasi tepat pukul 11.50 WIB, dan 21-23 September dengan titik kulminasi tepat pada pukul 11.38 WIB. Pada saat itu, tidak terlihat adanya bayangan dari sebuah tongkat yang berdiri tegak karena matahari berada tegak lurus di atas kepala. Buchary mengatakan, selain melewati Kota Pontianak, garis khatulistiwa juga melewati beberapa kota lainnya di Indonesia, dan lima negara di Afrika, yaitu Gabon, Zaire, Uganda, Kenya dan Somalia. Di Amerika Latin, garis itu juga melintasi empat negara yaitu, Equador, Peru, Columbia dan Brazil. "Dari semua kota atau negara yang dilewati tersebut, hanya ada satu di dunia ini yang dibelah atau dilintasi secara persis oleh garis khatulistiwa yaitu Kota Pontianak sehingga menjadi ciri khusus," katanya. Kepala Dinas Parawisata, Kebudayaan Informasi dan Komunikasi Kota Pontianak, Winarto mengatakan, peringatan titik kulminasi kali ini dengan memberdayakan kelompok sadar wisata yang telah dibentuk yaitu tujuh pesona dengan tujuan menimbulkan dan memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan sekitar supaya bersih, sejuk dan indah. "Kita berharap kedepan peringatan titik kulminasi bisa dirangkai dengan berbagai acara kesenian lainnya, karena titik kulminasi terjadi hanya beberapa menit saja. Kalau tidak diikuti acara kesenian lainnya, maka minat masyarakat atau turis asing yang akan menyaksikan akan berkurang," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007