Informasi jadi simpang siur, dan ini membuat masyarakat selalu was-wasPandeglang, Banten, (ANTARA News) - Masyarakat di sekitar pesisir pantai di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, masih merasa trauma dan resah akan adanya tsunami susulan akibat erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) seperti yang terjadi pada Sabtu (22/12) Desember 2018.
Berdasarak informasi yang dihimpun di Pandgelang, Sabtu, masyarakat pesisir pantai seperti di Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, pada malam hari berbondong-bondong mencari tempat tinggi, dan siangnya kembali ke permukiman.
Banyaknya informasi di tengah masyarakat akan adanya tsunami susulan membuat mereka tambah was-was dan trauma.
Salah seorang korps surelawan (KSR) Universitas Mathla'ul Anwar (UNMA) Banten, Tiah mengaku bingung dengan pernyataan-pernyataan pihak terkait yang selalu berubah-ubah setiap harinya.,
"Informasi jadi simpang siur, dan ini membuat masyarakat selalu was-was" ujarnya.
Pada hari Selasa (25/12), ada pernyataan akan ada tsunami susulan. Tapi pada Kamis (27/12) pernyataan itu dibantah, dan disebutkan kalau berita itu hoaks.
Tiah, yang juga tinggal di pesisir pantai Desa Citeureup itu, meminta agar pihak terkait memberikan ifnormasi yang lebih akurat terkait tsunami, sehingga tidak membuat masyarakat bingung.
"Kami di sini ingin tenang, berikan kami informasi yang akurat, jangan simpang siur seperti ini yang membingungkan para pengungsi. Kami selalalu resah dan khawatir. Mau sampai kapan begini terus," katanya.
Baca juga: Pandeglang paling terdampak tsunami Selat Sunda
Baca juga: Bupati Pandeglang sebut pemasangan EWS beri rasa aman
Pewarta: Sambas
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018