Penerima santunan bernama Yulius, ahli waris dari Katarina Markus sangat senang atas perhatian BP3TKI Nunukan
Nunukan, Kaltara, (ANTARA News) - Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menyantuni keluarga korban meninggal akibat kecelakaan kapal cepat di Perairan Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan pada Juli 2018 lalu.
Kepala Seksi Pemberdayaan dan Perlindungan TKI BP3TKI Nunukan, Arbain di Nunukan, Jumat menjelaskan bahwa penyerahan santunan ini memang agak terlambat berhubung tidak dianggarkan pada 2018.
Namun, pihaknya terus berupaya mengajukan permohonan anggaran khusus santunan bagi TKI yang bekerka di Negeri Sabah, Malaysia yang meninggal dunia akibat musibah kapal cepat tersebut.
Pada kejadian naas itu, kapal cepat yang ditumpangi TKI dimaksud bergerak dari Tawau Negeri Sabah menuju Pulau Sebatik pada malam hari. Tiba-tiba ditabrak oleh kapal cepat lain dengan kecepatan tinggi dari Pulau Sebatik mengarah Malaysia.
Arbain menyebutkan, TKI yang meninggal dunia pada peristiwa itu sebanyak delapan orang namun hanya empat orang yang tercatat sebagai buruh migran.
Oleh karena itu, BP3TKI setempat hanya mengusulkan keempatnya untuk mendapatkan santunan. Sedangkan empat korban meninggal lainnya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan santunan.
Besaran santunan yang diberikan langsung kepada ahli waris masing-masing korban meninggal dunia sebesar Rp2,5 juta. Jadi totalnya sebesar Rp10 juta.
Salah satu penerima santunan bernama Yulius, ahli waris dari Katarina Markus mengaku sangat senang atas perhatian BP3TKI Nunukan.
Padahal, pihak keluarga tidak pernah berharap atas santunan semacam ini. Yulius memperkirakan, adanya santunan ini berkat kontribusi warga Nusa Tenggara Timut di Kabupaten Nunukan yang memperjuangkannya.
Mengenai uang santunan yang diterimanya, dia mengutarakan akan digunakan memperbaiki makam korban tersebut.
"Kami mau pakai uang santunan ini untuk memperbaiki kuburannya," ujar Yulius.
Baca juga: Kapal motor tenggelam di Perairan Pulau Sebatik, tujuh orang tewas
Baca juga: MPR sepakat Sebatik jadi daerah otonom baru
Baca juga: DOB Sebatik berpeluang dibentuk tanpa persetujuan DPR
Pewarta: Rusman
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018