Perang dagang global masih membayangi pergerakan rupiah
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore ini menguat sebesar delapan poin ke posisi Rp14.560 dibandingkan sebelumnya Rp14.568 per dolar AS.
"Permintaan terhadap aset mata uang berisiko masih cukup baik pada akhir tahun ini sehingga masih menopang rupiah," kata Pengamat pasar uang dari Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova di Jakarta, Jumat.
Namun, lanjut dia, apresiasi rupiah relatif masih tertahan mengingat perang dagang masih membayangi pelaku pasar, sentimen itu diperkirakan masih berlanjut pada 2019 mendatang.
"Sentimen perang dagang menjadi salah satu faktor yang membebani aset mata uang berisiko seperti rupiah," katanya.
Menurut dia, perang dagang masih akan membuat situasi pasar tidak menentu. Namun, dengan fundamental ekonomi nasional yang cukup baik diharapkan menjaga kepercayaan pelaku pasar terhadap Indonesia.
Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengatakan permintaan dolar AS yang cenderung menurun menjelang tutup tahun menjadi salah satu faktor yang menjaga fluktuasi rupiah.
"Rupiah cenderung menguat karena menurunnya permintaan dolar AS dan kesempatan bagi Bank Indonesia untuk melakukan intervensi," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (28/12), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.542 dibanding sebelumnya (27/12) di posisi Rp14.563 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah terapresiasi seiring turunnya permintaan dolar
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2018