Pertumbuhan ekonomi didukung inflasi yang rendah di 2019
Jakarta (ANTARA News) - Presisen Joko Widodo mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 diperkirakan 5,17 persen.
"Tadi pak Menko Perekonomian membisiki saya kurang lebih 5,17 persen. Ini belum dihitung. Juga didukung oleh inflasi yang rendah, ini saya kira akan lebih rendah dari tahun lalu, ini 3 persen di atas sedikit. Mungkin 3,0 berapa lah," kata Presiden dalam sambutannya saat peresmian penutupan perdagangan saham 2018 di Bursa Efek Jakarta pada Jumat sore.
Menurut Presiden, pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terjaga dapat meningkatkan kepercayaan investor kepada Indonesia.
Presiden juga mengapresiasi kinerja BEI yang memberikan dampak positif bagi perekonomian bangsa.
Ditengah gejolak kondisi perekonomian global, IHSG Indonesia meraih tingkat yang terbaik kedua di dunia terkait dengan kinerja bursa.
"Kita tahu di tengah pasar saham dunia yang melesu. Juga yang berkaitan dengan jumlah perusahaan baru yang mencatatkan perusahaan di BEI ini juga yang terbanyak sejak 1995. Ini patut disyukuri," kata Presiden.
Presiden Jokowi telah menghadiri peresmian penutupan IHSG 2018 dengan nilai penutupan 6194,49.
Kepala Negara pun menyampaikan rasa optimismenya kepada perkembangan pasar modal, bursa efek Indonesia.
"Jadi menurut saya sebuah capaian yang bagus dan hijau, yang penting hijau," kata Jokowi.
Dia menambahkan dengan banyaknya proyek pembangunan yang akan selesai pada 2019, dapat didukung dari pasar modal sehingga percepatan pembangunan akan lebih maksimal.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2018