Presiden berharap pasar modal juga mendukung kinerja pembangunan infrastruktur yang pada 2019 mulai rampung.
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengapresiasi kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana pada akhir tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada pada angka 6194 atau di level hijau.
"Jadi yang pertama bursa Alhamdulillah sore hari ini telah kita tutup dan IHSG kita berada pada angka 6194. Jadi menurut saya sebuah capaian yang bagus dan hijau, yang penting hijau. Ditutup hijau itu yang penting," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai menutup perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta, pada Jumat sore.
Presiden berharap pasar modal juga mendukung kinerja pembangunan infrastruktur yang pada 2019 mulai rampung.
Dengan dukungan pasar modal, kata Presiden, akan terjadi akselerasi atau percepatan pembangunan tersebut.
"Dan kita harapkan nantinya tentu saja pembangunan pembangunan infrastruktur yang di 2019 akan banyak yang mulai selesai MRT, kemudian tol, baik di Jawa maupun di luar Jawa nanti bisa di back up oleh pasar modal didukung dari pasar modal sehingga menjadikan kecepatan pembangunan ini menjadi lebih cepat lagi. Akselerasi itu yang kita butuhkan dari pasar modal," katanya.
Pemerintah, kata dia, masih mengkalkulasi tingkat pertumbuhan ekonomi yang juga terkait dengan inflasi.
Presiden memastikan inflasi akan lebih rendah ketimbang tahun lalu.
"Inflasi dipastikan lebih rendah dari tahun lalu itu dipastikan hanya angkanya di tiga koma," katanya.
Tingkat inflasi yang lebih rendah menurut dia, menunjukkan bahwa pengendalian harga-harga yang ada di pasar bisa dilakukan oleh pemerintah oleh Bank Indonesia dan sektor riil di lapangan.
Mantan Gubernur DKI itu menyatakan ke depan akan banyak menyederhanakan kebujakan untuk mendorong iklim usaha agar lebih kondusif.
"Ya kan banyak nantinya kita munculkan sekali lagi kebijakan-kebijakan yang semakin menyederhanakan dan kebijakan-kebijakan yang makin memberi kepastian kepada investasi, kepada sektor usaha, kepada sektor riil terutama yang berorientasi kepada ekspor, karena kita masih memiliki masalah di neraca transaksi berjalan, neraca perdagangan sehingga yang kita dorong itu," katanya.
Presiden menegaskan akan terus memantau kebijakan yang telah diterapkan kemudian mengevaluasi dan mengoreksi.
"Terus kita lihat kebijakan-kebijakan yang telah saya lakukan, sehingga nanti ada evaluasi, ada koreksi, ada tambahan-tambahan kebijakan yang kita harapkan bisa mempercepat, terutama untuk investasi yang berorientasi ekspor, atau untuk investasi yang mengganti barang-barang substitusi impor. Arahnya ke sana," katanya.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2018