Padang (ANTARA News)- Warga korban gempa beruntun berkekuatan 7,9 Skala Richter (SR) Rabu (12/9) sore dan 7,9 SR Kamis (13/9) pagi di Provinsi Sumatera Barat kini mulai terserang kelainan jiwa akibat menderita trauma cukup hebat.
"Berdasarkan informasi di lapangan sebanyak empat warga korban gempa di Pessel(Pesisisr Selatan, red) kini mulai menunjukkan gejala kelainan jiwa," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Rosnini Syafitri, di Padang, Sabtu.
Rosnini mengatakan, sejumlah warga terserang penyakit jiwa itu akibat mengalami trauma cukup hebat akibat gempa beruntun itu, dan mereka juga kehilangan tempat tinggal serta harta bendanya.
"Mereka umumnya tidak kuat menghadapi kenyataan kehilangan seluruh hartanya dan ketakutan tinggi karena gempa susulan masih terjadi," katanya.
Selain menderita kelainan jiwa, sejumlah penyakit kini mulai menyerang warga berada di lokasi pengungsian seperti diare tanpa dehidrasi, infeksi saluran pernapasan akut, penyakit kulit dan demam.
Dinas Kesehatan Sumbar mencatat, penyakit mulai menyerang warga di lokasi bencana di Kabupaten Pessel yakni, diare tanpa dehidrasi 37 orang, insfeksi saluran pernapasan akut (264 orang), pneumonia (tiga orang), trauma (10 orang).
Selanjutnya di Kabupaten Kepulauan Mentawai , diare tanpa dehidrasi sebanyak 28 orang), malaria (dua orang), insfeksi saluran pernapasan akut (135 orang), penyakit kulit (lima orang).
Dia menyebutkan, keberadaan warga di tenda-tenda pengungsian dinilai cukup rawan menderita berbagai penyakit dan digigit ular berbisa.
"Kita tetap minta warga berhati-hati, jika mulai merasakan sakit silahkan melapor ke posko kesehatan yang tersedia," katanya.
Dinas Kesehatan telah menyiagakan posko pelayanan kesehatan darurat dengan obat-obatan mencukupi.
"Kita telah menyiagakan 322 unit puskesmas keliling untuk melayani pengungsi terutama anak-anak," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007