Ke depan kami masih ingin melihat rupiah itu akan bergerak stabil dan menguat
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) optimistis nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS akan terus bergerak stabil dan menguat pada tahun depan.
"Ke depan kami masih ingin melihat Rupiah itu akan bergerak stabil dan menguat. Faktor-faktornya, yang pertama, meski ketidakpastian di global itu masih berlanjut, kami lihat intensitas tekanannya tidak akan sekuat di 2018," Gubernur BI Perry Warjiyo saat ditemui awak media usai ibadah shalat Jumat di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat.
Dia menuturkan, suku bunga acuan bank sentral AS The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) yang tahun ini naik empat kali, pada 2019 mendatang hanya akan naik dua kali.
Selain itu, ketegangan terkait perdagangan global dinilainya sudah mengarah ke arah yang lebih positif. "Premi resiko juga baik, sehingga itu dr sisi global akan memberikan dampak positif bagi aliran modal asing ke Indonesia dan karenannya mendukung stabilitas dan pergerakan Rupiah yang lebih baik," ujar Perry.
Sementara itu, dari sisi dalam negeri, fundamental ekonomi Indonesia diyakini akan lebih baik dimana pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dibandingkan tahun ini yaitu di kisaran 5-5,4 persen pada tahun depan.
Inflasi juga diperkirakan akan tetap rendah dan terkendali di 3,5 persen dan defisit neracat transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan menurun menjadi 2,5 persen dibandingkan tahun ini yang diprediksi mencapai 3 persen.
"Neraca pembayaran di Q4 akan mengalami surplus kurang lebih sekitar 4 miliar dolar AS meski CAD masih lebih tinggi tapi arus modal asing dalam bentuk PMA, investasi portfolio, mauopun investasi lain, jadi lebih besar sehingga secara kseluruhan neraca pembayaran di Q4 2018 kita perkirakan alami surplus sekitar 4 miliar USD dan itu akan bawa Rupiah stabil dan menguat," ujar Perry.
Perry menambahkan, prediksi Rupiah yang stabil dan menguat ke depannya juga karena dukungan mekanisme pasar di pasar valuta asing yang kini semakin tumbuh.
"Kalau dulu hanya spot atau pasar tunai, sekarang ada pasar swap dan domestic non delivery forward atau DNDF yang terus berkembang," kata Perry.
Berdasarkan kurs tengah BI, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada Jumat mencapai Rp14.542 per dolar AS, menguat dibandingkan hari sebelumnya Rp14.563 per dolar AS.
Baca juga: BI: Sentimen dari Brexit hambat penguatan rupiah
Baca juga: Darmin: rupiah masih punya peluang untuk penguatan
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018