Dalam siaran pers Baznas yang diterima Antara, Kamis (27/12) malam, menyebutkan konferensi ini dibuka oleh Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji dan anggota Baznas Nana Mintarti.
Konferensi ini dihadiri oleh para pegiat dakwah mualaf se-Kalimantan dan perwakilan wilayah dari negara serumpun seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.
"Konferensi ini bertujuan untuk menjalin kerjasama pembinaan mualaf antarnegara serumpun (Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam) serta penyusunan dan perencanaan peta pembinaan mualaf," kata anggota Baznas Nana Mintarti melalui siaran pers.
Nana menjelaskan, berdasarkan hasil kajian Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) yang dirilis Pusat Kajian Strategis Baznas 2018 terdapat 10 provinsi muslim teratas yang memiliki persentase nilai IRP di atas 0,5 (terkategori tinggi hingga sangat tinggi) yang salah satunya adalah Provinsi Kalimantan Barat.
Dikatakan Nana, Pulau Kalimantan atau Borneo merupakan pulau yang mencakup tiga negara serumpun yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
"Di Kalimantan terdapat tantangan dakwah tersendiri khususnya dalam pembinaan kepada mualaf yang belum dapat dijangkau karena faktor geografis untuk menuju lokasi dan terbatasnya jumlah da'i yang membina dan mendampingi," katanya.
Di sisi lain, lanjut Nana, belum terlihat adanya pemetaan dan koordinasi intensif antarlembaga dakwah untuk mengantisipasi dan menanggulangi tantangan dakwah tersebut.
Mualaf adalah salah satu asnaf (golongan) penerima zakat yang perlu mendapatkan perhatian utama di mana tugas Mualaf Center Baznas yaitu membina dan mendampingi para mualaf sesuai tuntunan syariat Islam agar menjadi muslim dan muslimah yang kaffah.
"Melalui konferensi ini, MCB menggandeng seluruh stakeholder pegiat dakwah mualaf se-Kalimantan dan perwakilan wilayah dari negara serumpun untuk merumuskan program pembinaan terbaik bagi para mualaf," tuturnya.
Dalam acara pembukaan konferensi ini, Mualaf Center Baznas juga meluncurkan buku Tata Cara Ibadah Praktis dan Modul Pembinaan Bagi Mualaf.
Nana mengatakan, terbitnya buku ini sebagai bentuk kepedulian Baznas dan membantu saudara-saudara mualaf untuk menguatkan iman dan memudahkan mereka menjalankan ibadah dengan baik dan benar.
Konferensi Mualaf Borneo 2018 ini diharapkan dapat memberi andil bagi pembentukan masyarakat madani dan terjalin kerja sama yang erat dengan negara-negara serumpun di Tanah Borneo.
"Diharapkan membawa perubahan dan memberi pencerahan menuju mualaf yang kaffah, mandiri dan profesional," katanya.
Baca juga: Baznas luncurkan buku peringati tsunami Aceh 2004
Baca juga: Baznas tidak pernah pasang spanduk soal perayaan Natal
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018