Pada kesempatan itu diumumkan 3 pemenang lelang WK Migas tahap III tahun 2018, yaitu WK South Andaman, WK Sakakemang dan WK Maratua. Selain itu, Wamen Arcandra juga menyampaikan keputusan pengelolaan blok migas terminasi 2023 yaitu WK Rimau yang dioperatori oleh Medco E&P dengan menggunakan skema kontrak gross split.
Perlahan, skema bagi hasil gross split makin menunjukkan kemajuan yang begitu signifikan. Total, sudah ada 14 blok eksplorasi, 21 blok regular dan 1 blok amandemen yang telah beralih menggunakan sistem gross split. Dari 36 blok tersebut, Pemerintah telah mengantongi investasi migas sebesar 2,13 miliar dolar AS dan bonus tandangan tangan sebesar 895,4 juta dolar AS.
Arcandra pun menepis tudingan bahwa penggunaan skema gross split tidak mampu menarik minat para investor. "Tahun 2018 ini blok eksplorasi sudah laku 9 (sembilan), tahun 2017 lalu laku 5 (lima). Tahun 2016 dan 2015 laku nol. Kalau ada yang mengatakan sistem gross split tidak cocok untuk blok eksplorasi, ternyata Alhamdulillah hari ini tambah tiga," kata Arcandra.
Selain jumlah blok yang meningkat, investasi skema gross split begitu menarik. Hal ini dibuktikan dengan besaran bonus tanda tangan yang didapat Pemerintah dari kontraktor.
"Selama ini bonus tanda tangan sangat kecil sekali, yaitu 500.000 dolar. Hari ini kita bisa menjual blok kita, bonus tanda tangan, dua juta dolar. Artinya apa? Tiga kali lipat, empat kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya," pungkas Arcandra.
Baca juga: Pakai skema "gross split", Blok South Jambi ditandatangani
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018