Wina (ANTARA News) - Para delegasi berupaya melakukan pertemuan tahunan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di Wina ketika pembicaraan yang membahas sanksi baru terhadap Iran dilakukan di New York. Perundingan terus dilakukan hingga Jumat malam, ketika para diplomat berselisih mengenai dua resolusi tentang kerjasama teknis antara IAEA dan negara-negara anggotanya serta memperkuat sistem pengawasan IAEA. Suara diambil mengenai sebuah alinea ketika Israel, India dan Pakistan, yang bukan negara-negara Pakta Anti-Penyebaran Nuklir (NPT) menolak penerapan pengawasan "universal" IAEA. Pertemuan itu ditunda lebih awal ketika para diplomat dalam pertemuan tertutup tentang mosi mengenai kemampuan dan ancaman Israel yang dirancang negara-negara Arab anggota IAEA, yang akhirnya ditolak. Iran mengecam penolakan untuk membicarakan masalah itu sebagai masalah yang memalukan dan gelap dalam sejarah IAEA. Perselisihan nuklir Iran merupakan hal yang penting dalam pembicaraan ini. Negara-negara menyatakan berhati-hati untuk rencana kerja yang dirundingkan antara pengawas nuklir PBB dan Republik Iran untuk menyelesaikan masalah-masalah utama yang telah berjalan lama mengenai program nuklir Iran. Iran didesak untuk bekerjasama dengan Badan tersebut. Para wakil dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB -- Inggris, Cina, Perancis, Rusia dan Amerika Serikat - plus Jerman bertemu di Washington pada Jumat untuk membicarakan lebih lanjut mengenai sanksi yang akan dijatuhkan terhadap Iran. Iran, yang dicurigai memiliki kemampuan senjata nuklir, menolak untuk menerima resolusi sebelumnya Dewan Keamanan yang menyerukan penghentian program penggandaan uranium yang kontroversial tersebut. Rusia dan Cina masih enggan untuk mendukung lagi sanksi itu mengingat komitmen Teheran akhir-akhir ini untuk mau bekerjasama dengan para pengawas IAEA, demikian DPA.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007