Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, mengatakan, terorisme pada 2018 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni menjadi 17 jumlah aksi dari 12 aksi pada 2017.
Dalam konferensi pers Akhir Tahun 2018 di Markas Kepolisian Indonesia, Jakarta, Kamis, dia menuturkan pihaknya lebih mudah melakukan tindakan penangkapan setelah bom Surabaya dengan adanya UU Nomor 5/2018.
"Kriminalisasi terhadap perbuatan awal ini bagus sehingga Polri bisa mencegah atau melakukan 'preemtive strike' daripada menunggu ada barang bukti terlebih dahulu," ujar dia
Dengan UU Nomor 5/2018, ujar dia, Kepolisian Indonesia berhasil mencegah aksi teror sebelum menghadapi perhelatan besar Asian Games 2018, Asian Para Games 2018 serta pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia.
Sebanyak 270 orang ditangkap karena ancaman teror dan Kepolisian Indonesia mengetahui petanya sehingga saat Asian Games 2018 aksi teror jauh menurun.
Jumlah pelaku teror yang berhasil diungkap selama 2018 sebanyak 396 orang dengan tindak lanjut penanganan penegakan hukum sidang 141 orang, penyidikan 204 orang, meninggal karena penegakan hukum 25 orang, meninggal bunuh diri 13 orang, divonis 12 orang, meninggal sakit satu orang.
Sementara jumlah personel polisi yang menjadi korban teror pun meningkat dibanding 2017, yakni korban gugur dari empat orang menjadi delapan dan personel terluka dari 14 menjadi 23 personel.
Namun, secara umum jumlah total kejahatan baik kejahatan konvensional, transnasional, kekayaan negara dan yang berimplikasi ointijensi selama 2018 menurun pada 2018.
Baca juga: Kapolri belum puas soal jumlah Polwan
Baca juga: Panglima TNI-Kapolri pastikan keamanan perayaan Natal 2018
Baca juga: Kapolri: Separuh polisi belum punya rumah
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018