Jakarta (ANTARA News) - Menperin Fahmi Idris mengatakan kenaikan harga kebutuhan pokok (sembako) yang signifikan dipicu oleh aksi borong yang dilakukan konsumen. "Kenaikan harga yang terjadi akibat dampak psikologis dan aksi borong secara bersamaan," kata Fahmi di sela-sela buka puasa bersama di rumah dinas Menteri, di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan ada lima komoditas kebutuhan pokok masyarakat yang sensitif terhadap aksi borong yang memicu kenaikan harga, yaitu beras, minyak goreng, terigu, gula, dan minyak tanah. Diakuinya kenaikan harga juga terjadi akibat naiknya bahan baku seperti kenaikan harga gandum yang mendongkrak harga terigu, dan kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) yang mendongkrak harga minyak goreng. Namun kenaikan harga kebutuhan pokok yang tinggi saat ini juga dipicu oleh aksi beli konsumen yang berlebihan pada saat bersamaan di bulan Ramadhan. "Dari sisi pasokan cukup. Beras masih ada cadangan dari impor beras, demikian pula menurut Pak Franky (Ketua Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia Franciscus Welirang) pasokan terigu cukup sampai akhir tahun, hal yang sama juga dengan gula," ujarnya. Fahmi mengatakan dari lima komoditas tersebut, minyak goreng dan minyak tanah sangat riskan untuk ditimbun, meskipun pasokannya cukup.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007