Lais, Bengkulu Utara (ANTARA News) - Warga korban gempa bumi yang berada di pos-pos pengungsian di Kecamatan Lais, Kabupaten Bengkulu Utara, sejak lima hari terakhir mulai dijangkiti berbagai macam penyakit antara lain batuk, malaria, diare dan Ispa dan gatal-gatal. Yasin, relawan kesehatan SAR Sampoerna ketika ditemui di Posko pengobatan di Lais, Jumat, mengakui sejak membuka Posko kesehatan pada Senin (17/9) sampai sekarang setiap hari ada 100-200 warga masyarakat yang berobat. "Setiap hari kita setidaknya melayani 100-200 warga yang berobat dan mengaku menderita sakit malaria, batuk dan sesak napas," ujarnya. Salah satu penyebab banyaknya warga di pengungsian yang menderita penyakit karena suhu di dalam tenda kurang kondusif, pada malam hari di tenda dingin, sehingga banyak yang tidak tahan. Tim SAR Sampoerna yang beranggotakan 20 orang relawan kesehatan dipimpin oleh dr Koko dan dr Astri, mereka datang langsung dari Surabaya. Parman (40), salah seorang pasien yang menderita radang tenggorokan mengaku sejak berada di pengungsian kondidi kesehatannya terus menurun. "Saya terpaksa tidur di tenda pengungsian karena rumah saya rusak total dihantam gempa," katanya. Selain menderita radang tenggorokan, kulitnya terasa kering dan gatal-gatal karena kurangnya sarana air bersih, karena sekalipun ada air bersih yang disalurkan lewat pipa PDAM, tapi tidak layak dikonsumsi baik untuk minum maupun mandi karena airnya asin. "Kondisi sumur sumur masyarakat juga tidak jauh berbeda, sejak diguncang gempa," ujar Parman yang disampingi sejumlah warga di tenda pengungsian.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007