“Jalan banyak mengalami kerusakan dan cuaca tidak bersahabat, bahkan ada daerah yang kemarin terkena tsunami yang banjir,” kata Sutopo di Jakarta, Rabu.
Tanpa terkena tsunami pun, menurut dia, sejumlah ruas jalan di wilayah Pandeglang rusak, apalagi setelah diterjang air kondisinya semakin menyulitkan untuk proses evakuasi dan penyaluran bantuan.
Pencarian korban di perairan yang dilakukan tim SAR bersama TNI, menurut dia, juga terkadang harus menghadapi kendala cuaca.
Meski demikian, menurut Sutopo, tim SAR gabungan mulai berhasil menembus Kecamatan Sumur di Pandeglang, Banten, yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Tim SAR menyusuri kecamatan paling ujung di Banten ini untuk melakukan evakuasi, dropping logistik dan mengangkut masyarakat yang sakit ke Rumah Sakit di Pandeglang.
Tsunami yang terjadi karena longsoran seluas 64 hektare di barat daya lereng Gunung Anak Krakatau pada Sabtu (22/12), menyapu pantai sepanjang 312,78 kilometer (km) di empat kabupaten yakni Serang dan Pandeglang di Provinsi Banten, serta Lampung Selatan dan Tanggamus di Provinsi Lampung.
Tinggi tsunami di sepanjang pantai tersebut, menurut Sutopo, juga berbeda-beda. Berdasarkan analisis, gelombang lebih tinggi di pesisir arah tenggara Gunung Anak Krakatau.
Ia meminta masyarakat untuk hanya mengikuti peringatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang menetapkan status Gunung Anak Krakatau tetap Waspada Level II, dengan radius jarak aman dua km dari kawah gunung.
Sedangkan untuk peringatan gempa dan tsunami, ia meminta masyarakat mengikuti himbauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk menjauhi bibir pantai sejauh satu kilometer.
Pengungsi saat ini, menurut Sutopo, membutuhkan bantuan bahan kebutuhan sehari-hari seperti makanan, sanitasi, selimut, air bersih, sanitasi, tenda pengungsi, genset dan BBM, trauma healing, listrik, kantong jenasah, derek untuk memindahkan mobil yang rusak dan menghalangi jalan pascatsunami.
***4***
Baca juga: Korban tsunami Selat Sunda bertambah jadi 430 jiwa
Baca juga: Masyarakat diminta hindari pesisir pantai Selat Sunda radius 1 kilometer
Baca juga: Tiga bencana di 2018 dinilai sebagai fenomena langka
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2018