... juga tidak tahu kenapa dia (almarhum) mengirim video ini, bait pertama puisi yang dibacakan Yenny Wahid seolah memberi pesan atas dengan kejadian ini...
Bogor (ANTARA News) - Letnan Kolonel CPM Dono Kuspriyanto sebelum tewas tertembak sempat mengirimkan obrolan di grup alumni SMA yang berisikan pesan-pesan islami dan muhasabah (introspeksi) diri.
Budi Hendra Jaya (56), teman sekolah almarhum, yang ikut menghadiri pemakaman di Taman Bahagia Dreded, Bondongan, Kota Bogor, Rabu, memperlihatkan video dan isi obrolan yang dikirim almarhum, 2=dua jam sebelum ditemukan tewas.
"Saya tidak menyangka kejadian ini, kaget juga karena pukul 21.00 WIB dia masih mengirimkan pesan di grup WhatsApp berisi pesan-pesan bagus," kata Jaya.
Kuspriyanto dan dia merupakan teman satu sekolah di SMA Negeri Ciawi angkatan masuk 1981. Mereka tergabung dalam grup WA alumni SMAN Ciawi.
Menurut Jaya, rasanya tidak mungkin peristiwa itu terjadi karena melihat dari kiriman video dan obrolan berisi cerita tentang kisah nyata Chicha Koswoyo yang memeluk agama Islam.
Kisah yang dikirimkan Kuspriyanto berjudul Mamaku perempuan luar biasa #1 yang menceritakan pengalaman pribadi dari anak penyanyi legendari Nomo Koeswoyo menemukan jalan imannya.
Video yang dikirimkan berdurasi 2 menit ini menayangkan penampilan Yenny Wahid dalam program Pray for Indonesia yang berjudul Ampuni Kami, Tuhan.
Pada menit pertama video tersebut, Yeni membacakan syair Kitab Suciku mengatakan bahwa "membunuh satu manusia tak berdosa sama dengan membunuh seluruh umat manusia".
"Saya juga tidak tahu kenapa dia (almarhum) mengirim video ini, bait pertama puisi yang dibacakan Yenny Wahid seolah memberi pesan atas dengan kejadian ini," kata Jaya.
Kuspriyanto --alumnus Akademi Militer tahun kelulusan 1987, satu angkatan dengan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Andika Perkasa-- tewas setelah ditembak hingga tewas oleh oknum TNI AU, Selasa malam (25/12). Catatan almarhum meninggal pada pukul 23.25 WIB sebagaimana yang dibacakan pada saat upacara pemakaman.
Almarhum wafat dalam usia 56 tahun, meninggalkan seorang adik laki-laki. Ayah dan ibu almarhum sudah meninggal terlebih dahulu, termasuk tiga saudara lainnya.
Semasa hidupnya almarhum menjabat sebagai kepala Bagian Penyelidikan Kriminal dan Pengamanan Fisik Pusat Polisi Militer TNI AD, jabatan golongan V.
Menurut Jaya, almarhum sosok yang baik, senang bernyanyi, dan dekat dengan semua teman alumni SMAN Ciawi. Selama berinteraksi dengan teman-teman, menurut dia, jarang menceritakan tentang pekerjaan.
Pemakaman Kuspriyanto selain dimakamkan dengan upacara militer melibatkan satu satuan setingkat kompi anggota TNI AD, pengantar jenazah mencapai 20 unit kendaraan mengiringi ambulans menuju Taman Bahagia Dreded, Bondongan, Kota Bogor, Rabu.
Selain itu, selama diperjalanan, mendapat pengawalan dari anggota TNI dan Kepolisian Indonesia hingga Dinas Perhubungan yang membantu kelancaran perjalan iring-iringan mobil jenazah dari Semplak menuju Bondongan.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018