Keberadaan dokter spesialis di tengah warga desa diharapkan mampu mendekatkan pelayanan kesehatan serta dapat mendeteksi dan mengidentifikasi permasalahan kesehatan pada ibu hamil dan balita
Muntok, Babel, 26/12 (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggalakkan program dokter spesialis masuk desa untuk mengurangi risiko kasus anak kerdil (stunting).
"Sampai akhir tahun ini para dokter spesialis kebidanan, spesialis anak dan spesialis kandungan akan terus melakukan pelayanan dengan menjangkau para ibu hamil yang ada di desa-desa," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Achmad Syaifuddin di Muntok, Rabu.
Kegiatan kerja sama antara Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat dengan para dokter spesialis yang dilaksanakan sejak pertengahan November hingga akhir tahun 2018 itu menjangkau sebanyak 15 desa yang ada di pelosok.
Ia menjelaskan bahwa untuk kunjungan dokter spesialis di Kecamatan Simpangteritip sebanyak delapan desa, yaitu Desa Peradong, Ibul, Berang, Simpanggong, Kundi, Simpangtiga, Airmenduyung dan Desa Rambat, untuk Kecamatan Kelapa empat desa, yaitu Desa Dendang, Beruas, Tugang dan Desa Pangkalberas.
Selanjutnya, Kecamatan Tempilang ada satu desa yaitu Desa Penyampak, sedangkan Kecamatan Jebus dua desa, yaitu Desa Sinarmanik dan Sungaibuluh.
"Kegiatan yang akan berakhir pada Sabtu (29/12) di Desa Sungaibuluh, Kecamatan Jebus itu juga sebagai bentuk pengabdian para dokter sekaligus upaya mendekatkan masyarakat dengan para dokter spesialis," katanya.
Setiap datang ke desa, katanya, para dokter spesialis memberikan berbagai pelayanan sesuai bidang spesialisasi masing-masing, antara lain pemeriksaan bagi ibu hamil kurang energi kronis, pemeriksaan bayi di bawah dua tahun yang masuk kategori stunting, konsultasi, pemeriksaan USG dan pengobatan.
Kegiatan itu diyakini efektif dalam mendekatkan dokter spesialis kepada masyarakat sehingga mampu mendeteksi permasalahan ibu hamil dan balita secara dini.
"Keberadaan dokter spesialis di tengah warga desa diharapkan mampu mendekatkan pelayanan kesehatan serta dapat mendeteksi dan mengidentifikasi permasalahan kesehatan pada ibu hamil dan balita," demikian Achmad Syaifuddin.
Baca juga: DPR minta Pemkab Bangka Barat tambah dokter
Baca juga: IDI: butuh regulasi penempatan dokter ke desa
Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018