Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah meresmikan program pengembangan santripreneur dan petani muda yang bertujuan untuk mendorong partisipasi pondok pesantren serta organisasi berbasis keagamaan dalam upaya menekan angka kesenjangan.

"Program ini merupakan implementasi dan tindak lanjut dari kebijakan pemerataan ekonomi dan kongres ekonomi umat oleh Majelis Ulama Indonesia," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu. Hal tersebut diungkapkan oleh Darmin saat memberikan sambutan dalam peresmian program santripreneur dan petani muda, di Pondok Pesantren Pemberdayaan Umat, Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Program santripreneur dan petani muda merupakan bagian dari program kemitraan ekonomi umat yang dirancang untuk mencetak wirausaha baru pertanian dalam rangka regenerasi petani serta mengembangkan potensi lahan nonproduktif termasuk di pondok pesantren. Sasaran program adalah santri tingkat akhir, alumni pondok pesantren dan masyarakat sekitar pondok pesantren, pemuda yang sedang atau baru lulus sekolah atau kuliah, serta tunakarya yang berminat pada usaha di bidang pertanian.

Cakupan program adalah kegiatan pelatihan serta pengembangan usaha pertanian pasca pelatihan yang difokuskan pada pengembangan komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi, khususnya hortikultura yang diintegrasikan dengan usaha peternakan dan perikanan.

Pada kesempatan ini, Institut Pertanian Bogor (IPB) siap memberikan fasilitasi dalam aspek penyediaan lahan, akses pembiayaan, teknologi, pasar, dan pendampingan.
Selama ini, program kemitraan ekonomi umat memfasilitasi berbagai inisiatif kemitraan antara umat yaitu kelompok masyarakat berbasis pondok pesantren, masyarakat sekitar pondok pesantren, dan masyarakat khususnya UMKM dengan kelompok usaha besar.

Dalam program itu, Kemenko Perekonomian telah mendorong dan memfasilitasi 16 kelompok usaha besar untuk bermitra dengan pondok pesantren dan kelompok masyarakat berbasis keagamaan.
Pemerintah juga telah berkolaborasi dengan beberapa organisasi berbasis Islam seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam, Persatuan Ummat Islam, dan Al-Ittihadiyah. Menurut rencana, kolaborasi dengan organisasi berbasis Islam lainnya juga akan dilakukan.

Darmin mengharapkan program ini bisa mendorong terciptanya transformasi ekonomi desa dari ekonomi subsisten kepada komersial untuk mengurangi tingkat kesenjangan dan memperkuat daya tahan ekonomi dari tekanan global.

Saat ini, pemberdayaan ekonomi umat masih menghadapi tantangan dari segi Sumber Daya Manusia, padahal Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi karena adanya peningkatan jumlah penduduk usia produktif.

Meski dihadapkan pada tantangan tersebut, perkembangan teknologi yang cepat khususnya di bidang teknologi digital atau revolusi industri era 4.0, bisa menjadi peluang bagi pemberdayaan ekonomi umat, terutama untuk generasi milenial.

Untuk itu, Darmin meminta pelaksanaan pilot program yang diinisiasi oleh Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB, Medco Foundation, dan Yayasan Jam’iyyatul Hidayah di Desa Cibuntu Kabupaten Bogor ini dapat berjalan dengan baik sesuai tata kelola.

"Saya juga berharap ini dapat direplikasi melalui dukungan kelompok usaha lain, BUMN, kementerian/lembaga, pemerintah daerah, perguruan tinggi, perbankan, dan organisasi kemasyarakatan," katanya.

Baca juga: Kementerian Perindustrian terapkan dua model strategis dukung Program Santripreneur
Baca juga: Program Santripreneur mulai disosialisasikan

Pewarta: Satyagraha
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018