... Pak Bupati Yairus Gwijangge bisa klarifikasi foto-foto dalam Instagram yang dimaksud. Jelaskan, foto itu maksudnya apa? Apalagi, selama peristiwa di Nduga, Bupati Yairus Gwijangge, sesuai dengan informasi saya terima, tidak ada di tempat...
Jayapura, Papua (ANTARA News) - Pejabat Kodam XVII/Cenderawasih membantah isu sekaligus mengklarifikasi penggunaan bom oleh personel TNI AD saat memindahkan belasan korban penembakan di Yigi, Yal, dan Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, awal bulan ini.
Bandatan dan klarifikasi itu diutarakan Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infantri M Aidi, didampingi Kepala Perlengkapan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel CPL Dwi Soemartono, di Markas Kodam XVII/Cenderawasih Bukit Polimak, Kota Jayapura, Rabu.
Instansi yang terakhir ini, Perlengkapan Kodam XVII/Cenderawasih --sebagaimana koleganya di seluruh Kodam-- mengurusi berbagai logistik, alat-peralatan, hingga amunisi dan bahan peledak yang ada dalam arsenal dan daftar kesenjataan mereka. Mereka juga punya menyimpan bahan peledak, meminndahkan, hingga menonaktifkan bahan peledak dan rangkaian peledak.
Kodam XVII/Cenderawasi bersikap dan menegaskan, TNI AD dalam operasi itu tidak menggunakan bom, tetapi granat tangan asap.
Menurut dia, personel TNI AD di Nduga tidak pernah menggunakan bom sebagaimana diberitakan media internasional yang hanya mendapatkan informasi sepihak.
"Bahkan, informasi itu ikut disebar oleh oknum warga dan pebajat di Papua tanpa mengecek kembali keabsahan berita yang diterima.TNI tidak gunakan bom fosfor seperti diberitakan," katanya.
Selain mengklarifikasi terkait dengan bom, Aidi juga menunjukkan gambar seorang anak pejabat Kabupaten Nduga yang memegang bendera bintang kejora dalam akun instagram bernama rockdoggs.
"Ini di Instagram, seorang anak yang memegang bendera. Saya menduga dia adalah anak Bupati Yairus Gwijangge. Dalam Instagram ini, banyak foto, nanti bisa dilihat," katanya.
Aidi meminta Bupati Nduga, Yairus Gwijangge, mengklarifikasi soal gambar anak atau pemuda yang diduga adalah anaknya yang sedang menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi di luar negeri.
"Harapannya Pak Bupati Yairus Gwijangge bisa klarifikasi foto-foto dalam Instagram yang dimaksud. Jelaskan, foto itu maksudnya apa? Apalagi, selama peristiwa di Nduga, Bupati Yairus Gwijangge, sesuai dengan informasi saya terima, tidak ada di tempat, " kata Aidi.
Sementara itu, Soemartono menunjukkan dan menjelaskan kegunaan granat tangan asap dan GLM yang ramai diberitakan.
"Ini granat tangan asapdigunakan semua pasukan infantri di lapangan, bahkan di seluruh dunia," katanya, mencontohkan granat tangan asap buatan PT Pindad (Persero).
Menurut dia, biasanya dipakai untuk penanda lokasi pendaratan helikopter di lapangan, bukan untuk menyerang. Granat tangan asap itu berbahan selongsong alumunium, pemicu dari besi plat tipis, dan tidak mengandung bahan peledak mematikan melainkan hanya memancarkan kabut-asap dengan warna-warna berbeda, sesuai keperluan.
Pada momentum itu, dia mengajak wartawan untuk mempraktikkan dan melihat langsung granat tangan asap ketika digunakan di lapangan. ANTARA cukup kerap menyaksikan pemakaian granat tangan asap itu di medan-medan latihan, dengan fungsi azazi sebagai penanda lokasi atau target.
"Jadi, granat ini berupa asap, ada yang warna ungu, hijau, dan kuning, tergantung pada penggunaanya. Setelah pin pegunci ditarik atau dilepas, langsung dibuang ke tanah, dan keluarlah asap berwarna," katanya.
Ia mengatakan, granat tangan asap tidak untuk melukai sebagaimana dituding pihak tertentu. "Jadi, granat tangan asap tidak untuk membunuh, kecuali pelemparan granat tangan asap mengenai orang karena bahannya `kan terbuat dari material keras," katanya.
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018