Polisi Lokalisir Kasus Perusakan Mushala LDII di Jember

Surabaya (ANTARA News) - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur melokalisir kasus perusakan mushala di Kompleks Penayungan, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa Timur (Jatim), yang dimiliki Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) pada Rabu (19/9). "Perusakan itu sudah bisa dilokalisir, karena LDII masih kecil, tapi mereka tidak toleran," kata Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jatim, Irjen Pol. Herman S. Sumawiredja, usai Shalat Jumat di Mapolda Jatim, didampingi Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jatim Kombes Pol Pudji Astuti. Ia mengemukakan hal itu menanggapi perusakan mushola di Kompleks Penayungan, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, yang dilakukan warga setempat pada Rabu (19/9) malam sekitar pukul 20.00 WIB, kemudian sembilan keluarga anggota LDII juga diamankan. Menurut Kapolda Jatim, kasus perusakan mushola LDII itu tetap diproses, karena perusakan secara hukum memang tidak dapat dibenarkan, namun LDII juga harus bersikap toleran kepada lingkungan sekitar. "Meski perusakan itu tak benar, tapi sikap LDII yang tidak toleran merupakan aksi yang menimbulkan reaksi, yakni perusakan. Masa mushala miliknya yang dipakai orang lain justru dilap, sehingga mereka menganggap orang lain itu najis dan warga setempat pun marah," katanya.Mushala yang dibangun LDII itu sempat diprotes warga setempat, dan akhirnya ada pertemuan tokoh masyarakat dan Musyawarah Pimpinan Kampung (Muspika) dengan Ketua LDII Tanggul, Budi. Dalam pertemuan itu, LDII sepakat membongkar sendiri mushala itu, bahkan Kepala Desa Tanggul Wetan, Suwadi, sudah lama memberi peringatan, agar tidak membangun mushala karena 90 persen warga menolak. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007

21 Juli 2008

bagi para moderator berita ini harus dimuat, karena kalau tidak dimuat akan melalaikan mereka. Polisi yang ada di tempat kejadian sangat lambat menangani suatu kasus tersebut. mereka hnya menunggu, N kalau tidk ada uang mereka tidak akan bekerja dengan baik.lagi pula mereka (polisi) sangat terpengaruh pada uang yang diberikan pejabat agar menangani kasus tersebut lambat seakan-akan mereka yang terdepan.

0 0 Balas LaporkanHapus
21 Juli 2008

para pejabat yang suka korupsi jangan hanya di wawan carai saja bisa-bisa dia semakin enak-enak saja dan tidak mau berhenti korupsi dan hukumannya harus lebih berat dari maling ayam karna yang saya ketahui dari dulu sampai sekarang para korupsi itu hanya di wawancarai saja sedangkan pencuri ayam kalo ketahuan sangsinya lebih berat dari para korupsi. sedangkan kalomencuri ayam satu dijual harganya cuma: 15000,00 sedangkan uang korupsi kalo di belikan ayam dapat 1000,000,000,00.

0 0 Balas LaporkanHapus
21 Juli 2008

sebaiknya harus di tindak lanjuti dengan tegas, dan para pejabat harus disanksi karena saya pernah melihat pejabat di jember yang ke tempat maksiat untuk membeli kue yang enaaak banget.

N jangan hanya pejabat yang suka koruptor yg hukumannya di wawancarai, sebaiknya lebih kejam dari maling ayam, karena maling ayam hanya mengambil sepeleh,sedangkan uang yang diambil pejabat koruktor kalau dibelikan ayam dapat 10000000000 kontener, poko\'e mabuk bangg. (mangkanya jangan suka beli kue dadar)

0 0 Balas LaporkanHapus