Menurut Gus Oqi, demikian ia akrab disapa, video ucapan tersebut disampaikan Kiai Ma'ruf dalam kapasitas sebagai calon wakil presiden (Cawapres) untuk menghormati saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air.
"Sebagai calon pemimpin buat semuanya, bukan untuk berubah menjadi orang lain," kata Gus Oqi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, dalam ajaran Islam, apa yang dilakukan Kiai Ma'ruf merupakan bentuk muamalah atau interaksi sosial.
Ia mengacu pada Al Qur'an Surat Al Mumtahanah Ayat 8) yang berbunyi "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangi kamu karena agama, dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil".
Ayat itu, kata dia, sudah sangat jelas bahwa Allah tidak melarang umat Islam untuk berbuat baik kepada siapa saja yang tidak memeranginya dan mengusirnya dari negerinya.
"Mengucapkan selamat Natal merupakan salah satu bentuk berbuat baik kepada nonmuslim yang tidak memerangi dan mengusir sehingga diperbolehkan," kata Gus Oqi.
Menurut dia, Khalifah Umar bin Khattab pun menjamin keberlangsungan ibadah dan perayaan kaum Nasrani Iliya' (Quds/Palestina).
"Ini merupakan pemberian hamba Allah, Umar, pemimpim kaum mukminin kepada penduduk Iliya' berupa jaminan keamanan. Beliau memberikan jaminan keamanan kepada mereka atas jiwa, harta, gereja, salib, dan juga agama-agama lain di sana. Gereja mereka tidak boleh diduduki dan tidak boleh dihancurkan," kata Gus Oqi mengutip Tarikh At-Thabary, Juz 3 halaman 609.
Pada bagian lain Gus Oqi menyesalkan video ucapan selamat Natal Kiai Ma'ruf yang diedit sedemikian rupa untuk mendiskreditkan mantan Rais Aam PBNU itu.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018