"Misalnya kemampuan mereka dalam berbahasa Arab. Saat mereka kembali ke Tanah Air, kemampuan itu harus tetap terjaga," kata Muhadjir saat mengunjungi Sekolah Indonesia Jeddah di Jeddah, Arab Saudi, Senin.
Muhadjir mengatakan sekolah jangan hanya memberikan layanan pendidikan secara umum, tetapi juga harus memperhatikan potensi yang dimiliki murid-muridnya.
Apalagi, pemerintah Kerajaan Arab Saudi sedang melakukan perubahan sehingga ke depan negara tersebut akan lebih terbuka. Kerajaan Arab Saudi semakin memperhatikan aspek-aspek kemahiran dan kecakapan seseorang.
"Kerajaan Arab Saudi juga semakin mendorong warga negaranya untuk mendapat pendidikan yang lebih baik. Ini akan menjadi tantangan sendiri bagi keluarga-keluarga Indonesia di Arab Saudi," tuturnya.
Karena itu, Muhadjir meminta hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Arab Saudi terus ditingkatkan agar masyarakat Indonesia di negara tersebut dapat beradaptasi dengan perubahan yang sedang dilakukan Kerajaan.
"Arab Saudi dengan Indonesia memiliki hubungan yang erat jauh sebelum kedua negara terbentuk," katanya.
Menurut Muhadjir, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, sangat membutuhkan Arab Saudi yang menjadi tempat Al Quran diturunkan dan Nabi Muhammad mengembangkan tradisi-tradisi Islam.
"Pendidikan Indonesia di Arab Saudi harus ikut mengembangkan kebudayaan Islam," ujarnya.
Sementara itu, Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Jeddah Mohamad Hery Saipudin mengatakan keberadaan Sekolah Indonesia Jeddah sangat membantu upaya diplomasi kebudayaan Indonesia dengan Arab Saudi.
"Murid-murid Sekolah Indonesia Jeddah sangat aktif mengikuti festival-festival internasional. Hal itu semakin membuat Indonesia dikenal," katanya.
Baca juga: Mendikbud minta murid Sekolah Indonesia Riyadh diajarkan Indonesia Raya tiga stanza
Baca juga: Mendikbud temui pelajar Indonesia di Riyadh
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018