Jakarta (ANTARA News) - Bertubi-tubi bencana alam melanda Bangsa Indonesia pada tahun ini dan terakhir bencana alam tsunami Selat Sunda terjadi tiga hari menjelang perayaan Natal tahun ini.

Tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12) pukul 21.10 WIB yang telah menelan 373 jiwa meninggal dunia, membuat beberapa kalangan menyerukan kesederhanaan dalam perayaan Natal 2018 di tengah keprihatinan bangsa.

Gereja Katholik Theresia mengimbau kepada jemaatnya agar merayakan Natal secara sederhana di tengah bencana yang melanda, terutama bencana tsunami Selat Sunda.

"Tentunya pesannya merayakan Natal secara sederhana, umat bisa menyalurkan kepeduliannya di tengah saudara-saudara kita yang terkena bencana," kata Kepala Rumah Tangga Gereja Theresia Handaya saat ditemui di Jakarta, Senin

Dalam perayaan Natal ini, Handaya mengaku tidak ada penggalangan dana secara khusus untuk korban bencana tsunami, namun pihak gereja akan menyumbangkan kepada instansi yang berwenang.

"Secara khusus tidak ada, tetapi biasanya di pihak pengurus gereja nanti ada hasil kolektif pada malam Natal untuk saudara-saudara kita yang terkena bencana," katanya.

Ia menyebutkan tema Natal kali ini adalah "Yesus Kristus Hikmat bagi Kita" yang maknanya adalah hari lahir Yesus yang bermanfaat bagi semua orang.

"Perayaan lahirnya Yesus itu bermanfaat bagi semua orang siapapun dia, asal usulnya status sosialnya, inti dari tema ini," katanya.

Hal yang sama juga diutarakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah (Forkopimda) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta serta beberapa kepala dinas, meninjau beberapa gereja di Jakarta menjelang Natal 2018.

"Selamat merayakan hari Natal 2018 semoga kedamaian kerukunan, kesederhanaan menjadi bagian dari kehidupan kita," kata Anies di Gereja Katedral Jakarta, Senin malam.

Ditambahkannya bahwa Jakarta adalah kota yang memiliki semua unsur yang ada di Indonesia, penduduknya bisa menjaga suasana saling menghargai, menghormati kerukunan dan kedamaian.

"Insya Allah kita jaga terus ke depan, jadi malam hari ini kita bersilaturahmi menyampaikan apresiasi untuk semuanya," tambah, yang menyalami beberapa jemaat yang ada di Gereja Katedral.

Selain seruan kesederhanaan, malam Misa ini juga mengajak para umatnya untuk mendoakan para korban bencana alam.

Salah satunya dilakukan oleh pihak Gereja Katedral Jakarta yang mengajak umat Katholik untuk turut mendoakan korban bencana di Indonesia dalam doa misa perayaan Hari Natal 2018 dengan tema "Yesus Kristus Hikmat Bagi Kita".

"Tahun ini, kami merayakan Natal dengan penuh keprihatinan bersama seluruh bangsa Indonesia. Kekhidmatan kami dengan mendoakan korban bencana di Lombok, Sulawesi, Banten, dan Lampung," kata Pastor Rekan Gereja Katedral Jakarta Romo Markus Yumartana di Jakarta, Senin.

Romo Markus mengatakan peristiwa bencana yang terjadi di Indonesia menjadi momentum bagi bangsa untuk mendekatkan diri kepada Tuhan serta mengutamakan sikap rendah hati terhadap sesama.

"Allah angkat martabat kita sebagai manusia agar kita merayakan dengan sikap konkrit kembali membangun persaudaraan dan menghormati sesama manusia," katanya.

Gereja Katedral Jakarta, lanjut Romo Markus, juga mengajak umat untuk berdoa demi kerukunan dan merajut kembali relasi sesama manusia.

"Kami percaya kebaikan bisa ditebarkan di mana saja. Kebaikan tidak akan kalah dengan upaya yang merongrong persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," katanya.

Ribuan umat Katolik menghadiri misa di Katedral Jakarta pada Senin malam (24/12) yang terbagi dalam tiga waktu yaitu pukul 17.00 WIB, pukul 20.00 WIB, dan 22.00 WIB.

Katedral Jakarta memberlakukan sistem pemesanan tempat duduk bagi masyarakat yang ingin beribadah di dalam gedung Katedral dengan kapasitas 800 tempat duduk. Sedangkan tempat duduk di aula dengan kapasitas 600 kursi dan halaman Katedral sekitar 3.000 kursi.

"Masyarakat yang sudah memesan tempat duduk di dalam gedung Katedral sudah penuh hingga misa kedua. Untuk misa ketiga, pemesanan tempat sudah 50 persen. Kami akan mempersilakan masyarakat yang datal lebih awal untuk masuk ke dalam," kata Kepala Humas Keuskupan Agung Jakarta Susyana Suwandie.

Susyana mengatakan masyarakat yang akan beribadah Natal di Katedral Jakarta dapat memarkir kendaraan mereka di PT POS Indonesia, SMA St Ursula, Masjid Istiqlal, dan Lapangan Banteng.

Hal yang sama juga diserukan Pastor Paroki Santa Maria Di Angkat Ke Surga, Maternus Korman, Cp, di Sungai Ayak, Sekadau, Kalbar yang mengajak umat untuk mendoakan korban dan saudara-saudari yang selamat dari musibah tsunami di Banten dan Lampung.

"Saya membuat renungan malam ini maupun besok, mau saya ambil dari pernak pernik palungan, Yesus lahir di palungan itu lambang kesederhanaan hidup, keprihatinan untuk mereka yang kesulitan hidup karena kesederhanaan-Nya dan sesama kita yang sulit dan susah," ungkap Pastor Paroki Santa Maria Di Angkat Ke Surga, Maternus Korman, Cp saat dihubungi di Sekadau, Senin.

Di tengah kesibukan mempersiapkan misa kudus malam Natal, Pastor Korman melanjutkan, bingkisan Natal dari Sinterklas itu merupakan sebuah semangat berbagi.

Sedangkan untuk kehadiran bintang, sebagai bentuk orang yang optimistis selain petunjuk arah kehadiran sang bijak.

"Bagi saudara-saudari yang selamat dari musibah bencana tsunami di Lampung dan Banten ataupun yang di Palu serta Dongala, tetap semangat dalam hidup," kata dia.

Ia juga mengimbau kepada seluruh semua umat mendoakan saudara-saudari atau korban yang tertimpa musibah, supaya tetap optimistis dan yakin serta semangat jangan menyerah.

"Ini akan diselipkan dalam doa umat pada Misa Kudus malam Natal ini serta misa Natal besok pagi, supaya yang menjadi korban diberikan jalan dan tempat di rumah Bapa. Untuk korban yang selamat, supaya kuat menghadapi cobaan, duka kalian tentu juga duka kami," katanya.

Bencana akibat gelombang tsunami yang menerjang perairan Selat Sunda, Provinsi Banten, Sabtu (22/12) malam, telah mengakibatkan 373 orang meninggal dunia, 1.459 luka-luka, dan 128 hilang serta 5.665 jiwa mengungsi.

Pengamanan Ketat
Guna menjaga dan mengantisipasi berbagai teror dalam perayaan Natal 2018 ini dijaga ketat oleh pihak Kepolisian RI dibantu TNI, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Satpol PP DKI Jakarta, dan Banser NU.

Tidak hanya melakukan pengamanan saja, tetapi juga mengatur arus lalu-lintas di sekitar gereja yang ada di Jakarta sehingga membuat kenyamanan jemaat yang beribadah.

Salah satunya saat prosesi misa Natal di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel, Gambir, Jakarta Pusat, sebanyak 150 personel gabungan dari kepolisian hingga Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama turut mengamankan

"Ada dari Banser (NU) sekitar 18 personel, Brimob 45 personel," kata Kepala Pengamanan Objek Gereja GPIB Immanuel Komisaris Fariyal di Jakarta, Senin.

Selain dari Brimob Polda Metro Jaya, dan Banser NU, petugas gabungan di gereja tersebut juga diperkuat dengan 30 personel Unit Sabhara Polda Metro Jaya, 15 personel Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, 10 personel dari Polsek Gambir dan Polres Jakarta Pusat, 20 orang dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Satpol PP serta 12 personel dari Komando Distrik Militer Jakarta Pusat.

"Untuk personel cadangan, kami juga masih siapkan dengan titik kumpul di Monas," ujar dia.

Kendaraan taktis pengamanan pun sudah disiapkan, di antaranya satu unit mobil Barracuda Brimob

Fariyal mengatakan hingga Senin sore kondisi dan situasi GPIB Imannuel, Gambir, masih aman dan terkendali. GPIB Immanuel menyelenggarakan misa malam natal sebanyak tiga kali yakni pukul 17.00 WIB, 19.00 WIB, dan 21.00 WIB.

Hal yang sama juga perayaan Natal di berbagai daerah, di antaranya di Pamekasan, Jawa Timur, dimana pihak Polres daerah telah menerapkan sistem pengamanan berlapis di tujuh gereja di wilayah itu, guna mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan.

"Lapis pertama pengamanan di dalam gereja, sedang lapis kedua di halaman gereja," kata Kapolres Pamekasan AKBP Teguh Wibowo di Pamekasan, Senin malam.

Masing-masing gereja dijaga sebanyak 15 personel gabungan dari unsur polisi, dan TNI dari Kodim 0826 Pamekasan.

Polisi juga menyiagakan petugas bersenjata lengkap dari Brimob Polda Jatim.

"Untuk mengantisipasi adanya teror bom, kami juga akan melakukan penyisiran di masing-masing gereja yang akan melakukan Misa Natal besok," katanya.

Menurut kapolres, pola pengamanan di tujuh gereja yang ada di Pamekasan kali ini dengan dua pola, yakni pertama dengan pola pengamanan terbuka, dan kedua dengan pola pengamanan tertutup.

"Yang dimaksud dengan pola pengamanan terbuka adalah pola pengamanan yang dilakukan oleh petugas berseragam dinas," katanya.

Sedangkan, sambung dia, yang dimaksud dengan pola pengamanan tertutup adalah pola pengamanan yang dilakukan oleh petugas berpakaian preman.

Kapolres menjelaskan, pihaknya sengaja menerapkan dua pola pengamanan itu, agar jika ada hal-hal yang mencurigakan saat umat Kristiani melaksanakan ibadah nantinya bisa segera diketahui.

Sedikitnya 433 personel dikerahkan guna mengamankan perayaan Natal 2018 dan pergantian malam Tahun Baru 2019 di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Menurut kapolres, ke-433 personel itu merupakan gabungan dari berbagai satuan di Mapolres Pamekasan, seperti Satuan Lalu Lintas, Reserse dan Kriminal, Intelkam dan Sabhara.

Selain itu, pihaknya juga dibantu dari instansi lain, seperti dari unsur TNI dari Kodim 0826 Pamekasan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP), Dinas Perhubungan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Palang merah Indonesia (PMI) Pamekasan. ***2***

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2018