Islamabad (ANTARA News) - Pakistan akan melonggarkan pembatasan visa bagi pengunjung dari 55 negara, termasuk sebagian besar negara-negara Eropa, dalam usaha mempromosikan pariwisata yang hancur akibat kekerasan sebagai dampak dari serangan 9/11 di Amerika Serikat.

"Kami sedang mengkaji ulang kebijakan-kebijakan visa kami. Kami berusaha memasukkan 55 negara ke dalam kawasan bebas visa, yang akan mencakup sebagian besar negara-negara di Eropa," kata Menteri Informasi Pakistan, Fawad Chaudhry, kepada Reuters.

Berita mengenai peninjauan ulang itu muncul setelah Portugal bulan ini menyatakan Pakistan aman untuk dikunjungi, sementara Prancis juga melonggarkan peringatan perjalanan ke negara Asia Selatan itu.

"Saya gembira nasihat (perjalanan) atas kami berubah," kata Chaudhry.

Mendorong pariwisata telah menjadi salah satu bagian yang paling banyak dibicarakan dari usaha baru Perdana Menteri Imran Khan untuk menciptakan negara Islam sejahtera di Pakistan, tetapi para pengunjung ke negara itu sering mengeluhkan proses visa yang sulit.

Mantan bintang sepak bola Real Madrid Kaka dari Brazil dan Luis Figo dari Portugal baru-baru ini tidak diberi visa ke negara itu untuk lawatan promosi.

"Kami menolak visa bagi Kaka dan Figo. Yang benar saja? Saya panggil pejabat bagian (visa) dan dia tidak pernah mendengar ... Kaka," ujar Chaudhry, tertawa. "Saya bicara ke menteri dalam negeri kemarin dan memberinya sedikit pendapat."

Pakistan merupakan negara tujuan wisata terkenal pada tahun 1970-an ketika "jejak orang yang berpenampilan aneh" menarik para wisawatan Barat melalui kebun aprikot dan buah-buahan di Lembah Swat dan Kashmir dalam perjalanan mereka ke India dan Nepal. Sejak itu, situasi keamanan yang memburuk dan pemberlakukan pemahaman hukum Islam yang ketat menurunkan jumlah wisatawan.

Menyusul keikutsertaan Pakistan dalam perang pimpinan Amerika Serikat di Afghanistan setelah serangan-serangan 11 September 2001 di New York dan Washington, negara tersebut dilanda satu dekade serangan-serangan militan berskala besar.

Sejak itu, keamanan telah membaik. Serangan-serangan militan turun tajam di negara Islam yang berpenduduk 208 juta orang itu.

British Airways pada Selasa mengumumkan akan memulai kembali penerbangan ke Pakistan tahun depan setelah absen selama 10 tahun.

BA menjadi maskapai penerbangan pertama dari Barat yang memulai lagi rangkaian penerbangannya.

Baca juga: Industri media, yang pernah aktif, di Pakistan merosot tajam
Baca juga: Pakistan jajaki kerja sama pariwisata dengan Bali


Sumber: Reuters
Editor: Mohamad Anthoni

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018