Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI), Burhanuddin Abdullah, mengungkapkan, Jumat, kebijakan moneter ke depan akan dilakukan secara berhati-hati akibat masih adanya dampak `subprime mortgage` di AS. "Kasus `subprime` beberapa waktu lalu riaknya (dampak) akan cukup panjang, bahkan beberapa orang berfikir selama satu tahun dan Menkeu AS berfikir selama dua tahun," kata Burhanuddin, seusai shalat Jumat di Jakarta. Dia juga mengkhawatirkan akan berdampak ke perekonomian Indonesia. "Dan itu pasti dampaknya ke Indonesia ada, karena sistem perekonomian yang sudah sangat terbuka," katanya. Dengan kondisi itu, lanjut Burhanudin Abdullah, kebijakan moneter Indonesia sekarang hingga tahun depan harus berhati-hati. Dia juga akan memperhatikan kecenderungan inflasi dari dalam negeri yang sifatnya musiman pada bulan ini. Burhan juga melihat bahwa turunnya suku bunga `The Fed` sebagai faktor penyeimbang dari naiknya inflasi dalam negeri dan global. Ditanya apakah ada kemungkinan penurunan BI rate sebagai dampak dari kebijakan `The Fed`, Burhanudin Abdullah menjawab; "Betul." (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007