Jakarta (ANTARA News) - Berbagai asumsi dalam APBN, terutama asumsi harga minyak, dalam RAPBN 2008 sebesar 60 dolar AS masih dalam batas aman, meski harga minyak internasional saat ini mencapai sekitar 82 dolar AS per barel. "Secara umum dari perkembangan sejak awal sampai sekarang, APBN masih cukup aman. Itu tidak akan menambah beban defisit," kata Menko Perekonomian Boediono di Jakarta, Jumat. Menurut Boediono, naik-turun harga minyak internasional merupakan hal yang wajar yang dapat terjadi kapan saja. "Memang naik-turun itu selalu ada, kita tunggu saja rata-ratanya berapa," kata Boediono. Diakuinya jika di rata-rata selama beberapa bulan terakhir mencapai lebih dari 60 dolar AS per barel. "Memang sepertinya di atas 60 dolar AS per barel, tapi masih dalam batas aman untuk defisit APBN kita," kata Boediono. Dirjen Anggaran Depkeu Achmad Rochjadi juga pernah menjelaskan bahwa perkembangan harga minyak akan berpengaruh pada dua sisi APBN, yaitu penerimaan dan pengeluaran. Karena mempengaruhi kedua sisi (penerimaan dan pengeluaran, maka pengaruhnya terhadap defisit APBN tidak akan terlalu besar. Sementara mengenai upaya meningkatkan penyerapan anggaran negara dalam beberapa bulan ke depan, Boediono mengatakan berbagai upaya memang akan terus dilakukan. "Berapa target penyerapannyan ya APBN itu sendiri toh. APBN itu kan target, di situ kan ada beberapa yang harus kita capai atau kita pergunakan/belanjakan. Itu tetap kita pegang," katanya. Mengenai angka-angkanya, Boediono menyatakan tidak tahu/hafal persis angkanya. "Angkanya saya tidak tahu persis," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007