Bukittinggi (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengapresiasi penunjukan Indonesia untuk menjadi Tamu Kehormatan Festival Janadriyah
"Kesempatan sebagai Guest of Honor tentu sangat baik bagi Indonesia untuk lebih memperkenalkan keragaman budaya Indonesia. Selain itu diharapkan dapat memperkuat moderasi dan perdamaian dunia", tutur Menko PMK dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Bukittinggi.
Indonesia ditunjuk sebagai tamu kehormatan dalam festival tersebut, sementara banyak negara harus menunggu hingga 6-7 tahun bahkan 10 tahun untuk dapat menjadi Guest of Honor.
Menko PMK menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas kesempatan yang diberikan kepada Pemerintah Indonesia untuk menjadi Guest of Honor dalam Festival Budaya Janadriyah yang ke-33.
Puan menekankan bahwa kerja sama kebudayaan merupakan pendekatan atau instrumen terbaik guna meningkatkan pemahaman antarbangsa. Dengan pemahaman yang baik, kata Puan, tentu akan semakin memperkuat hubungan antarnegara.
Puan menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau dan 714 etnik dengan keragaman budaya, bahasa, flora dan fauna. Indonesia memiliki semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang mengokohkan keyakinan bahwa keberagaman etnik dan suku bangsa justru memperkokoh kesatuan.
"Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Selain Islam, lima agama lain juga berkembang di mana pemeluk agama saling toleran hidup damai berdampingan satu dengan lainnya. Meski mayoritas Muslim, tetapi Islam moderat di Indonesia dapat menjadi contoh nyata Islam sebagai rahmatan lilalamin," ujar Menko PMK.
Dalam acara pembukaan Festival Janadriyah ke-33 Menko PMK juga turut menyaksikan pacuan unta bersama Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud dan Para Pangeran Negara Teluk serta Duta Besar negara sahabat.
Baca juga: Pidato Puan di depan Raja Saudi diapresiasi
Baca juga: Menko PMK dorong peningkatan peradaban dan kemajuan dunia Islam
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018