Jakarta (ANTARA News) - Kurs Rupiah Jumat pagi melemah karena pelaku berspekulasi melepas rupiah, menyusul merosotnya pasar saham regional, namun posisinya masih di bawah level Rp9.200 per dolar AS. Nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp9.183/9.185 per dolar AS dari penutupan hari sebelumnya Rp9.165/9.177 per dolar AS atau turun 18 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan rupiah turun karena tertekan oleh merosotnya bursa regional, akibat kekhawatiran pasar terhadap inflasi AS yang cenderung meningkat. Namun peluang rupiah untuk naik lagi masih bisa, karena pelaku asing diperkirakan akan kembali bermain di pasar domestik untuk menempatkan dananya di Sertifikat Bank Indonesia (SBI), meski mereka sudah bermain di obligasi dan Surat Utang Negara (SUN). Hal ini disebabkan penurunan suku bunga Fed Fund sebesar 50 basis poin hingga menjadi 4,75 persen, sehingga imbal hasil dari investasi rupiah cukup menarik minat investor global, tuturnya. Menurut dia, keinginan investor asing untuk kembali masuk ke pasar Indonesia harus dapat dipantau oleh Bank Indonesia (BI), agar rupiah tidak cepat bergejolak, apabila ada isu negatif maka mata uang lokal itu merosot terlalu tajam. "Kami optimis BI akan tetap berada di pasar menjaga rupiah, setelah mengalami kenaikan yang tajam akibat suku bunga Fedfund yang turun," katanya. Dikatakannya, BI juga harus memperhatikan kelanjutan dari subprime mortgage karena sampai saat ini masalahnya belum tuntas, bahkan cenderung menekan pertumbuhan ekonomi AS yang makin melambat. Karena itu, pelaku pasar masih menunggu keluarnya data indikator ekonomi AS yang akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS membaik atau makin melemah, ucapnya. Jadi, lanjut dia, koreksi terhadap rupiah saat ini dinilai wajar, setelah mengalami kenaikan yang tajam, maka pelaku berusaha melepasnya untuk mencari untung. Aksi profit-taking diperkirakan hanya untuk spekulasi saja karena membaiknya dolar AS di pasar regional, namun sentimen positif pasar masih tertuju kepada rupiah, katanya. Sementara itu, dolar AS hari ini naik 0,25 persen menjadi 115,00 yen dan euro naik 0,3 persen menjadi 161,60 yen. Melemahnya yen, karena pelaku melepas mata uang Jepang itu dan mengalihkan ke mata uang lainnya yang lebih tinggi, ujarnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007