Cakmak (54) secara tak sengaja tertembak di kepala di luar rumahnya di Provinsi Laut Hitam, Trabzon, pada 1973, ketika ia masih anak-anak.
Ia menghadapi beberapa masalah kesehatan, setelah luka tembak tersebut dan harus keluar dari sekolah serta tak bisa menjalani tugas militernya.
"Saya menderita sakit kepala dan insomnia selama 45 tahun. Saya secara rutin minum obat penghilang sakit untuk menghindari sakit kepala. Saya mengalami gangguan tidur," kata Cakmak, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.
Saat menggambarkan kondisinya, Cakmak mengatakan ia merasa seperti seseorang memukul kepalanya ketika ia berusaha untuk tidur. Ia mengkonsumsi pil tidur.
Cakmak mengatakan peluru tersebut memasuki bagian atas kepalanya dan tetap berada di belakang mata kirinya.
Para dokter mengatakan bahwa mengangkat peluru itu akan membahayakan nyawanya.
Ia pertama kali menjalani operasi pada 1973 dan beberapa operasi selanjutnya.
Peluru itu telah membuat separuh tubuhnya lumpuh; ia tak bisa melihat dengan menggunakan mata kirinya atau menggunakan kaki serta lengan kirinya.
Penyunting: Chaidar A
(Uu.C003)
(T.C003/C/C003/C003) 21-12-2018 19:37:58
Pewarta: Antara/Anadolu
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2018