Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) meminta pemerintah mengubah perhitungan subsidi BBM karena berpotensi merugikan negara Rp6 triliun per tahun.
Peniliti LP3ES Pri Agung Rakhmanto di Jakarta, Kamis, mengatakan kerugian tersebut karena pemerintah menggunakan patokan perhitungan subsidi yang tidak tepat.
Ia mencontohkan, perhitungan "Means Off Platts Singapore" (MOPS) untuk dengan angka oktan 88, malah menggunakan oktan 92.
Sedang, untuk perhitungan subsidi minyak tanah, MOPS yang digunakan adalah avtur.
"Padahal, selisih antara harga BBM oktan 92 dengan BBM oktan 88 sekitar 10 persen, sedangkan perbedaan harga avtur dengan minyak tanah mencapai 10-15 persen," katanya.
Pri juga mengatakan, pemerintah memang belum terpengaruh dengan harga minyak mentah dunia sebesar 81 dolar AS per barel.
Namun, menurut dia, pemerintah akan kerepotan ketika harga minyak 90-95 per barel.
Karenanya, ia menyarankan, pemerintah mengubah formulasi penetapan subsidi yang tidak lagi menggunakan MOPS, tapi memakai biaya pokok produksi.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007