Bandung (ANTARA News) - Para pedagang kelontong dan pengusaha ritel menambah stok biskuit dan sirup empat kali lipat untuk memenuhi permintaan pembeli sepanjang Bulan Ramadhan dan Lebaran 1428 Hijriyah mendatang. "Biksuit, sirup dan kurma merupakan komoditi `key value item` pada Ramadhan dan Lebaran. Kenaikan permintaan pada tahun ini diprediksi 300 sampai 400 persen," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Barat, Hendry Hendarta, di Bandung, Kamis. Ia menyebutkan, kenaikan ketiga komoditi yang termasuk `key value item` itu rutin setiap tahun, sehingga memicu kenaikan harga ketiganya sekitar 30 persen. Hendry mencontohkan, harga biskuit merek Khong Guan dari Rp32.000 per kaleng, kini bisa mencapai Rp39.000. Demikian halnya harga sirup, tahun lalu masih berkisar Rp7.000 hingga Rp8.000 saat ini harganya berkisar Rp9.000 hingga Rp11.000. "Kebiasaan masyarakat membeli biskuit, sirup dan kurma sudah menjadi tradisi sehingga menjadi fenomena pasar khas pada Ramadhan," katanya Kebutuhan biskuit dan sirup selain untuk konsumsi sendiri juga untuk bingkisan kepada kerabat atau sejawat. Itulah sebabnya, para pedagang kelontoh dan pengusaha ritel menambah stoknya hingga beberapa kali lipat. Hendry menyebutkan, fenomena memborong pembelian biskuit dan sirup sudah terlihat sejak minggu pertama Bulan Puasa. Ia memprediksi puncaknya akan terjadi pada minggu ketiga. "Selain untuk konsumsi, tidak sedikit warga memborong untuk memenuhi `arisan lebaran` yang sudah lazim di masyarakat," katanya. Selain memperbanyak stok barang `key value item` kalangan pedagang dan pengusaha ritel juga memperbanyak kebutuhan pokok atau sembako. "Stok sembako seperti gula, telur ayam ras, telur ayam kampung, minyak goreng, terigu, tepung, susu, dan bahan-bahan kebutuhan Lebaran lainnya sudah cukup, rata-rata mereka lengkapi sejak minggu pertama Bulan Ramadhan. Saat ini belum ada kenaikan harga, masih harga di awal Puasa," kata Hendry. Sementara itu kegiatan bazar yang menjual bahan pokok seperti gula, terigu dan minyak goreng langsung diserbu pembeli. Seperti yang terjadi di Pasar Ramadhan yang digelar Dinas Industri dan Pedagangan Jabar di Lapangan Tegalega Kota Bandung juga diserbu masyarakat. "Pameran belum dibuka, stok gula sudah terjual 100 kilogram. Kami jual dengan harga murah Rp5.850 per kilogram dan terigu Rp4.800 per kilogram," kata Hendra, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia (Apegti) Jabar. Ia optimis dalam empat hari stok 10 ton gula yang disiapkanya akan habis terjual. Selain Apegti, beberapa pengusaha ritel juga menggelar pasar gula dan terigu di beberapa titik di Kota Bandung.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007