Saat musim hujan seperti ini kemungkinan terjadinya longsor mungkin saja terjadi, terutama di lintasan Jawa Barat selatan seperti Garut dan Tasikmalaya. Untuk itu saya minta PT KAI untuk tetap waspada terhadap kemungkinan longsor
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan longsor masih menjadi ancaman bagi perjalanan kereta api sehingga PT KAI harus tetap mewaspadai dan terus memantau kondisi jalur yang dilalui.
"Saat musim hujan seperti ini kemungkinan terjadinya longsor mungkin saja terjadi, terutama di lintasan Jawa Barat selatan seperti Garut dan Tasikmalaya. Untuk itu saya minta PT KAI untuk tetap waspada terhadap kemungkinan longsor," kata Menhub Budi Karya kepada pers saat meninjau Stasiun Pasar Senen Jakarta, Jumat.
Dikatakan, longsor akan bisa menjadi masalah bagi perjalanan kereta api karena saat rel tidak aman atau tidak bisa dilalui, maka akan menghambat kelancaran tidak hanya satu kereta api tapi perjalanan kereta api-kereta api lainnya.
Untuk itu, kata Budi Karya, PT KAI diminta juga melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk bisa memantau kondisi daerah yang selama ini rawan bencana longsor.
PT KAI mendeteksi sebanyak 305 titik rawan berupa banjir, longsor, dan amblas di sepanjang jalur KA di Jawa-Sumatera. Untuk itu, KAI menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) antara lain berupa batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H Beam (untuk jembatan), alat penambat rel di titik-titik yang telah ditentukan.
"Saya berharap semua pihak selalu waspada dan tetap memantau kondisi alam dan berharap tidak terjadi bencana yang bisa menghambat perjalanan kereta api," kata Menhub.
KAI juga menyiagakan tenaga flying gang, Petugas Penilik Jalan (PPJ) Ekstra, Penjaga Jalan Lintas (PJL) Ekstra, dan petugas posko daerah rawan di sepanjang lintas KA Jawa dan Sumatera untuk memantau apabila terjadi rintang jalan atau peristiwa luar biasa (PLH) yang menghambat perjalanan KA. Total sebanyak 1.423 petugas disiagakan dengan rincian 415 personel PPJ Ekstra, 867 personel PJL Ekstra, dan 141 personel posko daerah rawan.
Menghadapi angkutan Natal dan Tahun Baru 2018/2019, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menetapkan angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2018/2019 selama 18 hari, yakni dari 20 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019.
Dari aspek sarana KA, tahun ini KAI menyiagakan 444 unit lokomotif dan satu unit lokomotif cadangan, serta 1.637 unit kereta dan 218 unit kereta cadangan.
Sementara untuk jumlah KA, tahun ini KAI menyiapkan 346 perjalanan KA reguler serta 48 perjalanan KA tambahan untuk melayani masyarakat yang ingin menggunakan jasa KA pada masa liburan akhir tahun kali ini.
Dengan demikian total jumlah KA yang siap melayani masyarakat pada masa angkutan Nataru kali ini adalah 394 perjalanan KA.
Jumlah ini meningkat lima persen dibanding masa angkutan Nataru tahun lalu, yakni sebesar 375 perjalanan KA (335 KA reguler dan 40 KA tambahan.
Baca juga: Menhub nilai KAI siap hadapi liburan Nataru
Baca juga: Menhub minta KAI antisipasi puncak Natal-Tahun Baru
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018