Ankara (ANTARA News) - Ankara dan Teheran perlu mencegah sanksi AS menghambat negara tetangga mencapai sasaran bilateral mereka, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis (20/12).
"Kita harus mencegah keputusan sanksi AS atas Iran menghambat kita mencapai sasaran kita," kata Erdogan di Forum Bisnis Turki-Iran di Ibu Kota Turki, Ankara.
Ia mengatakan Turki siap mengerjakan bagiannya untuk mencapai tingkat hubungan bilateral yang diinginkan dengan Iran.
"Tak seorang pun mesti mengharapkan kita mengakhiri hubungan dagang dan ekonomi dengan Iran akibat sanksi tersebut," tambah presiden Turki itu.
Erdogan mengatakan ia percaya sanksi atas Iran dapat ditransformasikan menjadi peluang bagi kedua negara untuk meningkatkan hubungan bilateral mereka, demikian dilaporkan Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.
Pada Agustus, AS memberlakukan kembali babak pertama sanksi, yang terutama ditujukan pada sektor perbankan Iran.
Tahap kedua sanksi tersebut --yang ditujukan ke sektor energi Iran-- diberlakukan pada 5 November, meskipun Washington menjamin kelonggaran 180-hari buat delapan pembeli terbesar minyak Iran, termasuk Turki.
Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Teheran menghadapi embargo yang kejam dan tidak adil.
"Embargo ini dapat menjadi ancaman dan kerusakan. Embargo dapat menurunkan volume perdagangan kami dan membatasi hubungan kami. Namun, kami dapat membuat rencana yang bagus dan mengubah ancaman ini menjadi peluang," kata Rouhani.
Baca juga: AS berlakukan kembali sanksi atas Iran
Ia mengatakan potensi ekonomi antara kedua negara "lebih besar daripada sebelumnya".
Presiden Iran mengundang pengusaha Turki untuk menanam modal di negerinya di bidang energi.
"Kami siap mengalokasikan semua substansi yang diperlukan, pelabuhan, wilayah dan fasilitas buat penanam modal, jika penanam modal Turki mau menanam modal di bidang apa pun di Iran untuk membangun pabrik dan beroperasi di bidang petrokimia," kata Rouhani.
Erdogan mengatakan kunjungan Rouhani merupakan tonggak sejarah dalam perundingan mengenai Kesepakatan Perdagangan Istimewa, yang diperluas.
Ia menambahkan kedua negara ingin meningkatkan volume perdagangan bilateral jadi 30 miliar dolar AS.
Presiden Turki tersebut juga menekankan keamanan regional menjadi beban buat Turki dan Iran.
Erdogoan menyatakan pertemuan bilateral mengenai Suriah dan Rusia dan Iran akan berlanjut. Ditambahkannya, "Kita perlu menjamin keamanan regional sehingga kita juga bisa menjamin dan mengembangkan keamanan ekonomi kita."
Pada Kamis pagi, kedua pemimpin tersebut menghadiri Pertemuan Ke-5 Dewan Kerja Sama Tingkat Tinggi Turki-Iran. Di forum itu, mereka membahas hubungan bilateral, perkembangan regional dan internasional.
Baca juga: Harga Minyak turun, capai titik terendah dalam delapan bulan
Editor: Chaidar Abdullah
Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018