Kontrak emas pengiriman Februari bertambah 11,50 dolar AS atau 0,92 persen menjadi 1.267,90 dolar AS per ounce

Chicago (ANTARA News) - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup lebih tinggi pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor lari dari saham dan dolar AS setelah keputusan kebijakan moneter oleh Federal Reserve.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari bertambah 11,50 dolar AS atau 0,92 persen, menjadi menetap di 1.267,90 dolar AS per ounce, sebut Xinhua.

The Fed mengatakan pada Rabu (19/12) memutuskan untuk menaikkan target suku bunga federal fund (FFR) sebesar seperempat poin ke kisaran antara 2,25 persen hingga 2,50 persen.

Bank sentral juga mengatakan bahwa pihaknya sekarang telah memperkirakan dua kenaikan suku bunga pada 2019, bukan tiga seperti yang diperkirakan pada September, dan masih memperkirakan hanya satu kenaikan lagi untuk tahun 2020.

Suku bunga yang lebih tinggi mengangkat daya tarik kepemilikan dolar AS, yang akan memotong nilai kepemilikan emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Namun, indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,80 persen menjadi 96.263 pada pukul 18.10 GMT.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Sementara itu, Dow Jones Industrial Average turun 464,06 poin atau 1,99 persen pada pukul 19.55 GMT. S&P 500 dan Nasdaq juga mengikuti penurunan Dow. Ketika ekuitas mencatat kerugian, investor dapat mulai membeli aset-aset yang aman, seperti emas.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 5,10 sen AS atau 0,34 persen, menjadi menetap di 14,869 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 0,20 dolar AS atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 795,80 dolar AS per ounce.

Baca juga: Pergerakan rupiah tertahan keputusan The Fed
Baca juga: IHSG melemah seiring kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi global

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018