Dalam jumpa pers konser "Eros Chrisye Yockie: Tembang Persada Sang Tritunggal" yang diadakan di Jakarta, Kamis, perempuan paruh baya yang akrab disapa Yanti itu mengungkapkan pesan suaminya tersebut.
"Chrisye, dia pernah berkata pada saya, 'saya ini hanya menorehkan setitik tinta di musik Indonesia untuk diteruskan oleh generasi berikut sehingga akan menjadi garis panjang untuk sejarah musik Indonesia'," ucap Yanti di hadapan pewarta.
Menurut Yanti, "titik tinta" yang dimaksud oleh Chrisye adalah saat suaminya itu berkolaborasi dengan dua orang rekan sesama musisi, Eros Djarot dan Yockie Suryapranogo, yang salah satu hasil kolaborasi mereka tertuang dalam album "Badai Pasti Berlalu".
Di album tersebut, Eros berperan sebagai penulis lagu, sementara Chrisye dipercaya sebagai salah satu penyanyi, sedangkan Yockie mengemban tugas sebagai produser.
Karya-karya di album "Badai Pasti Berlalu" menjadi salah satu repertoar yang akan disuguhkan dalam gelaran konser "Eros Chrisye Yockie: Tembang Persada Sang Tritunggal", persembahan dari promotor Betiga Satu Rasa.
Yanti berharap konser yang akan dihelat di dua kota, Jakarta dan Surabaya pada 1 dan 14 Februari 2019 itu akan banyak dihadiri oleh generasi muda, termasuk kalangan milenial.
"Saya rasa konser ini akan menjadi satu tontonan yang bagus, bukan hanya untuk sekadar nostalgia, justru untuk anak-anak muda bahwa kita tidak bisa pungkiri sejarah-sejarah bertiga ini pernah ada dan mereka berkolaborasi cukup panjang, cukup lama," ujar Yanti.
"Mas Eros masih ada, tapi dari karya itu yang tertinggal dari bertiga itu masih tetap diapresiasi oleh pemusik sekarang. Teman-teman wartawan bisa menuliskan ini agar anak-anak muda justru yang akan, paling tidak spirit dari mereka bertiga ini harus dilanjutkan," tambahnya.
Baca juga: Eros Djarot, Chrisye dan Yockie Suryopranogo disatukan dalam satu konser
Baca juga: Merayakan lagu-lagu Chrisye lewat pementasan "Hip-Hip Hura"
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018