Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal MPR RI Ma'ruf Cahyono, menekankan perlunya upaya mewujudkan kemandirian ekonomi, sosial dan budaya hingga komitmen untuk bersatu padu guna mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

“Dalam lagu Mars Dharma Wanita Pusat (DWP) yang sering dinyanyikan, itu sudah sangat luarbiasa isinya yang menyebut-nyebut soal kemandirian, ekonomi sampai sosial dan budaya serta komitmen untuk bersatu padu wujudkan masyarakat adil dan makmur. Semua sudah lengkap, pesan saya jangan hanya dihafal tapi dilaksanakan,” katanya dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Kamis.

Pernyataan itu ia sampaikan saat menjadi tamu kehormatan di acara HUT Dharwa Wanita Persatuan (DWP) Ke-19 yang digelar DWP Sekretariat Jenderal MPR RI, di Gedung Nusantara V, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Rabu.

Acara bertema 'Optimalisasi Potensi DWP Untuk Suksesnya Pembangunan Nasional' itu juga dihadiri anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar Hetifah Sjaifudian, yang juga menjadi narasumber Sosialisasi Empat Pilar MPR, selain juga Ketua Bidang Organisasi DWP Pusat Jullie L. Hakim dan Ketua Dharma Wanita Setjen MPR Djuwariyah.

Dalam kesempatan tersebut Sesjen MPR Ma'ruf Cahyono mengucapkan selamat HUT ke-19 kepada DWP dan menekankan jika anggota DWP di seluruh Indonesia melaksanakan kiprahnya untuk bangsa dan negara di bidang ekonomi, sosial dan budaya, maka cita-cita bangsa akan terwujud, sesuai dengan amanah TAP MPR terkait visi Indonesia di masa depan, yakni mewujudkan Indonesia yang maju, sejahtera dan mandiri.

“Saya yakin jika semua kiprah tersebut dilaksanakan sesuai dengan koridor Pancasila maka selesai semua masalah bangsa, Indonesia akan tenteram-tenteram saja,” ucapnya.

Ma'ruf menekankan perlunya seluruh anak bangsa, termasuk anggota DWP, untuk memahami nilai luhur bangsa, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dan berupaya kuat untuk memahaminya dengan berbagai cara yang baik.

Pemahaman Empat Pilar yang baik akan berpengaruh baik bagi anggota DWP dalam memberikan contoh perilaku baik untuk anak-anak mereka.

"Di sinilah peran kaum ibu teruji tentu saja dengan pemahaman nilai luhur bangsa yang baik," imbuhnya.

Namun, menurutnya, kemajuan teknologi tidak selalu berdampak buruk. Terbukti dengan banyaknya generasi milenial Indonesia yang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk hal-hal baik.

"Ketika kami mendiskusikan soal Sosialisasi Empat Pilar, mereka tertarik untuk menyampaikannya sesuai metode dan kreatifitas mereka, dan itu terjadi tidak ada paksaan. Itu keinginan mereka sendiri. Melalui smartphone dan gadget canggih lainnya, pesan empat pilar akan cepat tersebar," katanya.

Ma'ruf mengapresiasi komitmen dan dukungan generasi milenial untuk menjaga bangsa dari potensi negatif, terutama menjelang pemilu 2019.

Komitmen tersebut tercetus dalam Deklarasi Empat Hal Keputusan Warga Net yang disampaikan kepada Ma'ruf saat berkunjung ke gedung parlemen belum lama ini.

Isi komitmen tersebut di antaranya adalah untuk tidak menyebarkan konten hoax dan SARA. Kedua, bijak bermedia sosial sesuai dengan Pancasila. Ketiga, menerapkan Empat Pilar MPR dalam literasi digital dan keempat, bersatu memajukan Indonesia dengan konten yang positif.


Baca juga: MPR ajak warganet sejukkan masyarakat lewat status Pancasilais

Dalam kesempatan yang sama, anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar Hetifah Sjaifudian mengungkapkan perlunya seluruh elemen bangsa untuk memahami lebih dalam sila ketiga Pancasila, yakni Persatuan Indonesia.

“Kenapa saya menekankan Sila ketiga ini sebab, bangsa ini akan memasuki tahun poliitk 2019, tahun yang sangat penting juga penuh potensi ‘panas’ sebab merupakan ajang demokrasi memilih caleg dan capres yang pasti beragam pilihan. Tantangan berat dan besar yang menguji Persatuan Indonesia ada di situ,” katanya.

(KR-KAT)

Pewarta: Katriana
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018