Saat ini, ekspor produk industri manufakur memberikan kontribusi mencapai 72,28 persen dari total ekspor nasionalJakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meyakinkan bahwa selama periode 2015-2018, daya saing industri nasional semakin meningkat, yang ditunjukkan antara lain adanya kenaikan pada nilai tambah industri dan indeks daya saing global.
“Nilai tambah industri nasional tahun 2015 mencapai 212,04 miliar dolar AS, naik menjadi 236,69 miliar dolar AS saat ini. Sementara itu, melalui metode baru dengan indikator industri 4.0, peringkat daya saing Indonesia naik dari posisi ke-47 tahun 2017 menjadi level ke-45 di 2018,” kata Airlangga lewat keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Kemudian, merujuk data World Bank Tahun 2017, lima negara yang industrinya mampu menyumbang di atas rata-rata, yakni China (28,8 persen), Korea Selatan (27 persen), Jepang (21 persen), Jerman (20,6 persen), dan Indonesia (20,5 persen). Rataan kontribusi industri manufaktur pada perekonomian di seluruh negara sekitar 17 persen.
Di samping itu, kemampuan industri manufaktur nasional di kancah internasional, juga tercermin dari nilai ekspor yang terus meningkat.
Hingga jelang akhir tahun 2018, nilai pengapalan produk manufaktur ke mencanegara tembus 130,74 miliar dolar AS atau naik 4,51 persen disbanding capaian tahun 2017 sebesar 125,10 miliar dolar AS.
“Saat ini, ekspor produk industri manufakur memberikan kontribusi mencapai 72,28 persen dari total ekspor nasional,” ungkap Airlangga.
Artinya, produk manufaktur Indonesia semakin kompetitif dan dimninati konsumen global.
Hal ini tidak terlepas peran dari perusahaan yang memanfaatkan teknologi terbaru dan melakukan program pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
Menperin menambahkan, setelah gencar melaksanakan berbagai pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia, pemerintahan Presiden Joko Widodo akan lebih masif melakukan peningkatan kualitas SDM pada tahun 2019.
Dalam hal ini, Kemenperin turut fokus menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan vokasi di SMK dan politeknik yang link and match dengan industri.
Bahkan, Indonesia dinilai sebagai salah satu negara di Asean yang kondisi ekonomi dan politiknya relatif stabil. Hal ini membuat iklim usaha dan investasi di sektor industri ikut kondusif.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018